WilayahKerajaan Bima meliputi Pulau Sumbawa, Sawu, Solor, Sumba, Larantuka, Ende, Manggarai dan Komodo. Kerajaan Bima berjaya pada masa pemerintahan Raja Mitra Indrati (Raja Ke-7), dimana pelabuhan berkembang sangat pesat. Pasca meletusnya Gunung Tambora, kehidupan politik, ekonomi, sosial dan budaya masih dalam kondisi memprihatinkan.
21 Sultan Alauddin (1591-1639 M) 2.2 Sultan Muhammad Said (1639-1653 M) 2.3 Sultan Hasanuddin (1653-1669 M) 3 Kehidupan Politik Kerajaan Makassar. 4 Kehidupan Ekonomi Kerajaan Makassar. 5 Kehidupan Sosial Budaya Kerajaan Makassar. 6 Peninggalan Kerajaan Makassar. 6.1 Istana Balla Lompoa.
3 KEHIDUPAN EKONOMI DAN SOSIAL Kehidupan ekonomi dan sosial Kerajaan Melayu menyerupai Kerajaan Sriwijaya. Para Bangsawaan memeluk agama Budha sedangkan rakyatnya memeluk kepercayaan tradisional Kegiatan perekonomian yang sering dilakukan adalah berdagang. 4.
CakrawalaNusantara January 03, 2016 0. Istana Dalam Loka. Kesultanan Sumbawa atau juga dikenal dengan Kerajaan Samawa adalah salah satu dari tiga kerajaan islam besar di Pulau Sumbawa. Keberadaan Tana Samawa atau wilayah Sumbawa, mulai dicatat oleh sejarah sejak zaman Dinasti Dewa Awan Kuning, tetapi tidak banyak sumber tertulis yang bisa
Vay Tiá»n Nhanh Chá» Cáș§n Cmnd. Kesultanan Sumbawa atau juga dikenal dengan Kerajaan Samawa[1] adalah salah satu dari tiga kerajaan Islam besar di Pulau Sumbawa. Wilayah kekuasaannya meliputi hampir 2/3 dari luas pulau Sumbawa.[2] Keberadaan Tana Samawa atau wilayah Sumbawa, mulai dicatat oleh sejarah sejak zaman Dinasti Dewa Awan Kuning, tetapi tidak banyak sumber tertulis yang bisa dijadikan bahan acuan untuk mengungkapkan situasi dan kondisi pada waktu itu. Sebagaimana masyarakat di daerah lain, sebagian rakyat Sumbawa masih menganut animisme dan sebagian sudah menganut agama Hindu. Baru pada kekuasaan raja terakhir dari Dinasti Awan Kuning, yaitu Dewa Maja Purwa, ditemukan catatan tentang kegiatan pemerintahan kerajaan, antara lain bahwa Dewa Maja Purwa telah menandatangani perjanjian dengan Kerajaan Gowa di Sulawesi. Perjanjian itu baru sebatas perdagangan antara kedua kerajaan kemudian ditingkatkan lagi dengan perjanjian saling menjaga keamanan dan ketertiban. Kerajaan Gowa yang pengaruhnya lebih besar saat itu menjadi pelindung Kerajaan Samawa. Kerajaan-kerajaan Seran, Taliwang, dan Jereweh masing-masing merupakan kerajaan vasal dari kerajaan Sumbawa. Raja Samawa yang pertama dari kerajaan kecil Sampar Kemulan bernama Maja Paruwa, dari dinasti Dewa Awan Kuning yang telah memeluk agama Islam. Setelah meninggal, Maja Paruwa diganti oleh Mas Cini Dewa Mas Pemayam putra raja selaparang. Kemudian Mas Cini di ganti oleh Mas Goa. Mas Goa tidak lama memerintah karena pola pikir dan pandangan hidupnya masih dipengaruhi ajaran Hinduisme. Pada tahun 1637 Mas Goa digantikan oleh putera dari saudara perempuannya, bernama Mas Bantan. Lama pemerintahannya, dari tahun 1675 1701. Mas Bantan adalah putera Raden Subangsa, seorang pangeran dari Banjarmasin.[3] hasil pernikahan dengan saudari perempuan Mas Goa yaitu Amas Penghulu Setelah Dewa Mas Goa di berhentikan karena dianggap telah melanggar salah satu perjanjian damai dengan Kerajaan Gowa, maka ia terpaksa disingkirkan bersama pengikut-pengikutnya, kira-kira ke wilayah Kecamatan Utan-Rhee sekarang. Ia diturunkan dari tahtanya karena mangkir dari kesepakatan pendahulunya dengan Kerajaan Gowa. Tidak disebutkan apa pelanggaran yang telah dilakukan Mas Goa, namun campur tangan Raja Gowa di Sulawesi sangat besar. Pemberhentian secara paksa ini terjadi pada tahun 1673 sekaligus mengakhiri pengaruh Dinasti Dewa Awan Kuning di Sumbawa.[4]
1. Kerajaan Samudra Pasai Kerajaan Samudra Pasai dibangun oleh Nazimudin al Kamil, seorang laksamana laut dari Mesir. Raja pertama nya ialah Marah Silu dengan gelar Sultan Malik al Saleh. Ia memerintah sejak tahun 1285 sampai dengan 1297 M. Tumbuhnya Kerajaan Samudra Pasai, selain didukung oleh letaknya yang strategis juga adanya hasil pertanian yang menjadi komoditi ekspor, yakni lada. Hal ini menjadikan Kerajaan Samudra Pasai maju dalam pelayaran dan perdagangan dan tumbuh menjadi kerajaam maritim. Samudra Pasai akhirnya berkembang menjadi pusat perdagangan dan agama. Pengganti Sultan Malik al Saleh ialah Sultan Muhammad Sultan Malik al Thahir. Pada abad ke-14 1345 Ibnu Battuta seorang utusan dari KasultananDelhi yang akan pergi ke Cina singgah di Samudra Pasai. Raja terakhir Samudra Pasai ialah Zainal Abidin 1523â1524 . 2. Kerajaan Aceh a. Kehidupan PolitikAceh mulai berkembang setelah Malaka diduduki oleh Portugis tahun 1511 sebab sebagian besar pedagang-pedagang Islam dari Malaka pindah ke Aceh. Di samping itu, jatuhnya Samudra Pasai ke tangan Portugis 1521, menambah keramaian Aceh. Pada tahun 1530, Aceh melepaskan diri dari Pedir dan berdirilah Kerajaan Aceh dengan Sultan Ali Mughayat 1514â 1528 sebagai raja pertamanya. Kerajaan Aceh mengalami puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda 1607â1636. Ia bercita-cita untuk menjadikan Aceh sebagai kerajaan besar dan kuat. Untuk itu, kerajaan-kerajaan di Semenanjung Malaka harus ditaklukkan, seperti Pahang, Kedah, Perlak, Johor dan Sultan Iskandar Muda ialah Sultan Iskandar Tani 1636â 1641. Setelah itu, Aceh terus mengalami kemunduran karena tidak ada lagi sultan yang kuat. Kerajaan Aceh tidak mampu bersaing dengan Belanda yang mengusai Malaka pada tahun 1641. b. Kehidupan EkonomiKehidupan perekonomian yang utama dari masyarakat Aceh ialah perdagangan. Pada masa kejayaan Aceh, perekonomian Aceh berkembang pesat. Penguasaan Aceh atas daerah-daerah pantai barat dan timur Sumatra banyak menghasilkan lada. Semenanjung Malaka banyak menghasilkan lada dan timah. Hal ini menjadi bahan ekspor yang penting bagi Aceh sehingga perdagangan Aceh maju dengan pesat. c. Kehidupan Sosial BudayaDalam kehidupan sosial, di Aceh muncul dua golongan yang saling berebut pengaruh, yakni golongan teuku dan golongan tengku. Golongan teuku adalah kaum bangsawan yang memegang kekuasaan sipil. Adapungolongan tengku adalah kaum ulama yang memegang peranan penting dalam bidang agama. Di antara golongan agama sendiri juga ada persaingan, yakni antara aliran Syiah dan aliran Sunnah wal Jama'ah. Pada masa Sultan Iskandar Muda, aliran Syiah berkembang pesat. Tokoh aliran ini ialah Hamzah Fansuri yang kemudian diteruskan oleh Syamsuddin Pasai. Setelah Sultan Iskansar Muda meninggal, aliran Sunnah wal Jama'ah yang dapat berkembang pesat. Tokoh aliran ini ialah Nuruddinar Raniri yang berhasil menulis sejarah Aceh dengan judul Bustanussalatin. Di bidang budaya terlihat dari adanya bangunan Masjid Baitturachman yang dibangun pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda. 3. Kerajaan Demak Mundurnya Kerajaan Majapahit memberikan kesempatan kepada para bupati yang berada di pesisir pantai utara Jawa untuk melepaskan diri, khususnya Demak. Faktor lain yang mendorong perkembangan Demak ialah letaknya yang strategis di jalur perdagangan Indonesia bagian barat dengan Indonesia bagian timur. a. Kehidupan Politik 1 Raden Patah 1475â1518Dengan bantuan daerah-daerah lain yang masuk Islam, seperti Jepara, Tuban, dan Gresik, Raden Patah pada tahun 1475 berhasil mendirikan Kerajaan Demak, yang merupakan kerajaan Islam pertama di Babad Tanah Jawa, Raden Patah adalah putra Brawijaya V Raja Majapahit terakhir dengan putri Campa. Raden Patah semula diangkat menjadi bupati oleh Kerajaan Majapahit di Bintoro Demak dengan gelar Sultan Alam Akhbar al Fatah. Dalam upaya mengembangkan kekuasaan dan menguasai perdagangan nasional dan internasional maka pada tahun 1513, Demak melancarkan serangan ke Malaka di bawah pimpinan Adipati Unus Pangeran Sabrang Lor. Namun, serangan tersebut gagal. Di lingkungan kerajaan, para wali berperan sebagai pendamping dan sekaligus sebagai penasehat raja, khususnya Sunan Kalijaga. Ia banyak memberikan saran-saran sehingga Demak berkembang menjadi mirip kerajaan teokrasi, yaitu kerajaan atas dasar agama. 2 Sultan Trenggono 1521â1546.Adipati Unus 1518â1521 menggantikan ayahnya Raden Patah untuk menjalankan roda pemerintahan. Ia lebih dikenal dengan nama Pangeran Sabrang Lor gelar yang diterima sebab pernah mengadakan serangan ke utara/Malaka. Adipati Unus meninggal tanpa meningalkan putra sehingga seharusnya digantikan oleh adiknya, Pangeran Sekar Seda Lepen. Akan tetapi, pangeran ini dibunuh oleh kemenakannya sehingga yang menggantikan takhta Demak adalah adik Adpati Unus yang lain, yakni Pangeran Trenggono. Ia setelah naik takhta Demak bergelar Sultan Trenggono. Di bawah pemerintahannya, Kerajaan Demak mencapai puncakkejayaannya. Wilayah kekuasaannya sangat luas, meliputi Jawa Barat Banten, Jayakarta, dan Cirebon, Jawa Tengah, dan sebagian Jawa Timur. Tindakan-tindakan penting yang pernah dilakukan Sultan Trenggono adalah sebagai berikut menegakkan agama Islam; membendung perluasan daerah yang dilakukan oleh Portugis; menguasai dan mengislamkan Banten, Cirebon, dan Sunda Kelapa Perluasan ke wilayah Jawa Barat ini dipimpin oleh Fatahilah Faletehan yang kemudian menurunkan raja-raja Banten. berhasil menakhlukkan Mataram, Singasari, dan Blambangan. Sultan Trenggono gugur 1546 ketika berusaha menaklukkan Pasuruan. Wafatnya Sultan Trenggono memberi peluang kepada keturunan Pangeran Sekar Seda Lepen yang merasa berhak atas takhta Kerajaan Demak untuk merebut takhta. Tokoh ini ialah Aria Penangsang yang menjadi bupati di Jipang Blora. Keluarga Sultan Trenggono dengan tokohnya Pangeran Prawoto berusaha untuk menggantikan ayahnya sehingga terjadi perebutan kekuasaan. Perang saudara ini berlangsung selama beberapa tahun yang akhirnya memunculkan Joko Tingkir, menantu Sultan Trenggono yang berasal dari Pajang, menaiki takhta sebagai raja dengan gelar Sultan Hadiwijoyo 1552â1575. b. Kehidupan EkonomiDilihat dari segi ekonomi, Demak sebagai kerajaan maritim, menjalankan fungsinya sebagai penghubung atautransit daerah penghasil rempah-rempah di bagian timur dengan Malaka sebagai pasaran di bagian barat. Perekonomian Demak dapat berkembang dengan pesat di dunia maritim karena didukung oleh penghasil dalam bidang agraris yang cukup besar. c. Kehidupan Sosial BudayaKehidupan sosial Demak diatur oleh hukum-hukum Islam, namun juga masih menerima tradisi lama. Dengan demikian, muncul sistem kehidupan sosial yang telah mendapat pengaruh Islam. Di bidang budaya, terlihat jelas dengan adanya pembangunan Masjid Agung Demak yang terkenal dengan salah satu tiang utamanya terbuat dari kumpulan sisa-sisa kayu yang dipakai untuk membuat masjid itu sendiri yang disebut soko tatal. Di pendapa serambi depan masjid itulah Sunan Kalijaga pemimpin pembangunan masjid meletakkan dasar-dasar syahadatain perayaan Sekaten. Tujuannya ialah untuk memperoleh banyak pengikut agama Islam. Tradisi Sekaten itu sampai sekarang masih berlangsung di Yogyakarta, Surakarta, dan Cirebon. 4. Kerajaan Banten a. Kehidupan PolitikDaerah Banten berhasil dikuasai dan diislamkan oleh Fatahilah Panglima Perang Demak. Di samping menguasai Banten, Fatahilah juga berhasil merebut Cirebon dan Sunda Kelapa yang kemudian namanya diubah menjadi Jayakarta 1527. Setelah Fatahilah menetap di Cirebon, Banten diserahkan kepada putranya yang bernama Maulana Hasanuddin. Banten masih tetap menjadi daerah kekuasaan Demak, namun setelah di Demak terjadi kegoncangan politik akibat perebutan kekuasaan, Banten akhirnya melepaskan diri. Maulana Hasanudin sebagai peletak dasar dan menjadi Raja Banten yang pertama 1552â1570. Daerah kekuasannya meluas sampai dengan Lampung dan berhasil mengusai perdagangan lada. Pada tahun 1570 Sultan Hasanuddin meninggal dan digantikan oleh putranya, yakni Panembahan Yusuf 1570â1580. Ia berhasil menundukkan Kerajaan Pajajaran. Raja yang terbesar Banten ialah Sultan Ageng Tirtayasa 1651â1682. Sultan Ageng Tirtayasa berhasil memajukan perdagangan Banten. Politik Sultan Ageng terhadap VOC sangat keras, namun tidak disetujui oleh putranya Sultan Haji Abdulnasar Abdulkahar sehingga terjadi perselisihan. Sultan Haji minta bantuan VOC sehingga Kerajaan Banten yang jaya dan besar di bawah pimpinan Sultan Ageng Tirtayasa kemudian menjadi boneka Kompeni dengan rajanya, Sultan Haji. b. Kehidupan EkonomiBanten di bawah pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa dapat berkembang menjadi bandar perdagangan dan pusat penyebaran agama faktor-faktornya, antara lain sebagai berikut. Letaknya strategis dalam lalu lintas perdagangan. Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis sehingga para pedagang Islam tidak lagi singgah di Malaka, namun langsung menuju Banten. Banten mempunyai bahan ekspor penting, yakni lada. Banten yang maju banyak dikunjungi pedagang-pedagang dari Arab, Gujarat, Persia, Turki, Cina, dan sebagainya. Di kota dagang Banten segera terbentuk perkampungan-perkampungan menurut asal bangsa itu, seperti orang-orang Arab mendirikan Kampung Pekojan, orang Cina mendirikan Kampung Pecinan, orang-orang Indonesia dari suku-suku lainnya mendirikan Kampung Banda, Kampung Jawa, dan sebagainya. c. Kehidupan Sosial BudayaSejak Banten diislamkan oleh Fatahilah Faletehan pada tahun 1527 maka kehidupan sosial masyarakat Banten secara berangsur-angsur mulai berlandaskan ajaran-ajaran Islam. Setelah Banten berhasil mengalahkan Pajajaran, pengaruh Islam makin kuat di daerah pedalaman. Pendukung setia Kerajaan Pajajaran kemudian menyingkir ke pedalaman, yakni ke daerah Banten Selatan. Mereka kemudian di kenal sebagai suku Badui. Kepercayaan mereka disebut Pasundan Kawitan yang artinya Pasundan yang pertama . Mereka mempertahankan tradisi-tradisi lama dan menolak pengaruh Islam. Kehidupan sosial masyarakat Banten semasa Sultan Ageng Tirtayasa meningkat pesat sebab sultan mempehatikan kehidupan dan kesejahteran rakyatnya. Namun, setelah Sultan Ageng Tirtayasa meninggal, kehidupan sosialnya merosot tajam sebab adanya campur tangan Belanda dalam berbagai kehidupan. Kehidupan seni budaya Islam dapat ditemukan pada bangunan Masjid Agung Banten tumpang lima dan bangunan gapura-gapura di Kaibon Banten. Di samping itu, bangunan istana yang dibangun oleh Jan LukasCardeel, orang Belanda pelarian dari Batavia yang telah menganut agama Islam. Susunan istananya menyerupai istana raja di Eropa. 5. Kerajaan Mataram Islam a. Kehidupan Politik Sesudah runtuhnya Kerajaan Demak, pusat pemerintahan dipindahkan ke Pajang oleh Joko Tingkir menantu Sultan Trenggono. Joko Tingkir menaiki takhta Kerajaan Pajang dengan gelar Sultan Hadiwijoyo. Usia pemerintahannya tidak begitu lama yakni 1568â1586. Hal ini disebabkan kota-kota pesisir terus memperkuat diri dan erusaha melepaskan dari kekuasaan Pajang. Setelah Sultan Hadiwijoyo meninggal 1586 takhtaPajang digantikan oleh putranya, yakni Pangeran Benowo. Ternyata, Pangeran Benowo tidak dapat mengatasi kekacauan-kekacauan sehingga kekuasaan diserahkan kepada Sutowijoyo. Puncaknya, Sutawijoyo memindahkan pusat pemerintahan ke Kotagede dan berdirilah Kerajaan Mataram Islam. Sutowijoyo mengangkat dirinya sebagai Raja Mataram pertama dengan gelar Panembahan Senopati 1586â1601 dengan Kotagede sebagai ibukotnya. Tindakan-tindakannya yang penting, antara lain sebagai berikut meletakkan dasar-dasar Kerajaan Mataram; memperluas wilayah kekuasaan dengan menundukkan Surabaya, Madiun, dan Ponorogo ke timur dan ke barat berhasil menundukkanCirebon dan Galuh. Pengganti Panembahan Senopati ialah Mas Jolang gugur di daerah Krapyak sehingga disebut Panembahan Seda Krapyak. Raja terbesar Kerajaan Mataram ialah Mas Rangsang dengan gelar Sultan Agung Hanyokrokusumo 1613â1645.Sultan Agung bercita-cita mempersatukan seluruh Jawa di bawah kekuasaan Mataram dan mengusir Kompeni VOC dari Batavia. Masa pemerintahan Sultan Agung yang selama 32 tahun dibedakan atas dua periode, yaitu masa Penyatuan Kerajaan dan masa Penyatuan Kerajaan 1613â1629 merupakan masa peperanganuntuk mewujudkan cita-cita menyatukan seluruh Jawa. Sultan Agung menundukkan Gresik, Surabaya, Kediri, Pasuruan, dan Tuban. Selanjutnya, menundukkan Lasem, Pamekasan, dan Sumenep, bahkan juga Sukadana di Kalimantan. Dengan demikian, seluruh Jawa telah takluk di bawah Mataram bahkan sampai ke luar Jawa, yakni Palembang, Sukadana, dan Goa. Setelah Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Cirebon berhasil dikuasai, Sultan Agung merencanakan untuk menyerang Batavia. Serangan pertama dilancarkan pada bulan Agustus 1628 di bawah pimpinan Bupati Baurekso dari Kendal dan Bupati Ukur dari Sumedang. Batavia dikepung dari darat dan laut selama dua bulan, namun tidak mau menyera,h bahkan sebaliknya tentara Mataram dipukul mundur. Dipersiapkan serangan yang kedua lebih matang dengan membuat pusat-pusat perbekalan makanan di Tegal, Cirebon, dan Krawang. Serangan kedua dilancarkan bulan September 1629 di bawah pimpinan Bupati Sura Agul-Agul, Mandurarejo, dan Uposonto. Namun, VOC telah mengetahui lebih dahulu rencana tersebut. Hal itu dibuktikan dengan tindakan VOC membakar dan memusnahkan gudang-gudang perbekalan. Serangan kedua Mataram ke Batavia mengalami kegagalan karena kurangnya perbekalan makanan, kalah persenjataan, jarak MataramâJakarta sangat jauh, dan tentara Mataram terjangkit wabah penyakit. Setelah Sultan Agung meninggal, takhta kerajaan digantikan oleh putranya yang bergelar Sultan Amangkurat I 1645â1677. Berbeda dengan ayahnya, raja ini tidak bijaksana dan cenderung kejam dan kurang memperhatikan kepentingan rakyat. Banyak rakyat dan kaum bangsawan tidak menyukainya. Hal yang sangat tidak disenangi ialah persahabatannya dengan VOC yang dahulu sangat dibenci oleh ayahnya. Akibat muncullah pemberontakan Trunojoyo 1674â1680. Trunojoyo adalah pangeran dari Madura yang tidak senang terhadap tindakan Amangkurat I sehingga menghimpun kekuatan untuk menyerang Mataram. Pada tahun 1677 pasukan Trunojoyo berhasil menduduki Plered, ibu kota Mataram. Amangkuat I bermaksudminta bantuan VOC ke Batavia, namun baru sampai di Tegalarum meninggal sehingga dimakamkan di tempat itu juga. Oleh karena itu, Amangkurat I dikenal juga sebagai Sultan Tegalarum. Pengganti Amangkurat I adalah putra mahkota yang bergelar Sultan Amangkurat II 1677â 1703.Untuk menghadapi Trunojoyo, Amangkurat II meminta bantuan VOCdi Semarang. Pimpinan VOC, Speelman menyetujui permintan Amangkurat II dengan suatu perjanjian 1670 yang isinya sebagai berikut. VOC mengakui Amangkurat II sebagai Raja Mataram. VOC mendapatkan monopoli di Mataram. Seluruh biaya perang harus diganti oleh Amangkurat II. Sebelum hutangnya lunas seluruh pantai utara Jawa digadaikan kepada VOC. Mataram harus menyerahkan daerah Krawang, Priangan, Semarang dan sekitarnya kepada VOC. Pada saat itu Tronojoyo telah berhasil mendirikan istana di Kediri dengan gelar Prabu Maduretno. Tentara VOC di bantu oleh tentara Aru Palaka dari Makasar dan Kapten Jonker dari Ambon bersama tentara Mataram akhirnya menyerang Kediri. Tronojoyo tidak mampu menghadapi gempuran tentara Mataram dan VOC, terus terdesak ke daerah pegunungan dan bertahan di Gunung Wilis. Trunojoyo menyerah pada tanggal 25 Desember 1679 dan akhirnya gugur ditikam keris oleh Amangkurat II pada tanggal 2 Januari1680. Sultan Amangkurat II kemudian memindahkan pusat pemerintahan dari Plered ke Kartasura. Perlawanan Untung Suropati 1686â1706Untung Suropati, demikianlah nama pejuang pada masa Mataram di bawah pemerintahan Amangkurat II. Sikap benci Untung kepada VOC telah muncul sejak di Batavia. Untung kemudian melarikan diri ke Cirebondan terjadi perkelahian dengan Suropati maka namanya menjadi Untung Suropati. Dari Cirebon Untung terus melanjutkan perjalanan ke Kartasura. Amangkurat II setelah menjadi raja merasakan betapa beratnya perjanjian yang telah ditandatangani dan berusaha untuk melepaskan diri. Ketika Untung Suropati tiba di Kartasura disambut dengan baik. Pada tahun 1686 datang utusan dari Batavia di bawah pimpinan Kapten Tack dengan maksud merundingkan soal hutang Amangkurat II dan menangkap Untung Suropati. Amangkurat II menghindari pertemuan ini dan terjadilah pertempuran. Kapten Tack beserta pengikutnya berhasil dihancurkan oleh pasukan Untung Suropati. Untung Suropati kemudian melanjutkan perjalanan ke Jawa Timur dan sampailah ke Pasuruan Di sinilah akhirnya Untung mendirikan istana dan mengangkat dirinya sebagai bupati dengan gelar Adipati Wironagoro. Di Bangil didirikan perbentengan. Bupati-bupati seluruh Jawa Timur mendukungnya, dengan demikian kedudukannya makin kuat. Pada tahun 1703, Amangkurat II wafat, digantikan oleh putranya Sunan Mas dengan gelar Sultan Amangkurat III yang anti kepada Pangeran Puger adik Amangkurat II berambisi ingin menjadi raja di Mataram dan pergi ke Semarang untuk mendapatkan dukungan dari VOC. Selanjutnya, VOC berserta Pangeran Puger menyerangKartasuradan berhasil diduduki. Amangkurat III melarikan diri ke Jawa Timur bergabung dengan Untung Suropati. Pada tahun 1704 Pangeran Puger dinobatkan sebagai Raja Mataram dengan gelar Sunan Paku Buwono Belanda menyiapkan pasukan secara besar-besaran untuk menggempur pasukan Untung di Pasuruan. Di bawah pimpinan Herman de Wilde, pasukan kompeni berhasil mendesak perlawanan Untung. Dalampertempuran di Bangil, Untung terluka dan akhirnya gugur pada tanggal 12 Oktober 1706. Sunan Mas bisa tertangkap dan kemudian dibuang ke Sailan/Sri Langka 1708. Pada tahun 1719 Sunan Paku Buwono I wafat dan digantikan oleh Amangkurat IV Sunan Prabu di bawah mandat VOC. Makin eratnya hubungan denganVOC membuat para bangsawan benci kepada kompeni. Mereka mengadakan perlawanan, antara lain Pangeran Purboyo adik Sunan dan Pangeran Mangkunegoro putra Sunan sendiri. Perlawanan terhadap Kompeni dapat dipadamkan dan para pemimpinya ditangkap dan dibuang ke Sailan dan Afrika Selatan, kecuali Pangeran Mangkunegoro yang diampuni ayahnya. Pada masa pemerintahan Paku Buwono II 1727â1749 Mataram diguncang lagi perlawanan yang dipimpin oleh Mas Garendi cucu Sunan Mas. Perlawanan ini di dukung oleh orang-orang Tionghoa yang gagal mengadakan pemberontakan terhadap VOC di Batavia. Mas Garendi berhasil menduduki ibu kota Kartasura. Paku Buwono II melarikan diri ke Ponorogo. VOC meminta bantuan kepada Bupati Madura, Cakraningrat untuk merebut kembali Kartasura dengan imbalan keinginan Cakraningrat untuk melepaskan diri dari Mataram akan dikabulkan. Cakraningrat berhasil merebut kembali Kartasura dan Paku Buwono II berhasil kembali ke Kartasura sebagai raja. Namun, antara VOC dan Cakraningrat terjadi perselisihan karena Cakraningrat keberatan meninggalkan Kartasura. Perselisihan berakhir dengan ditangkapnya dan di buang ke Afrika Selatan 1745. Setelah beberapa kali terjadi perlawanan di Kartasura, Kartasura dianggap tidak layak sebagai ibu kota kerajaan sehingga pusat pemerintahan dipindahkan ke Surakarta. Makin bercokolnya VOC di Mataram menyebabkan pada masa Paku Buwono II ini juga terjadi perlawanan lagi di bawah pimpinan Raden Mas Said putra Pangeran Mangkunegoro dan menduduki Sukowati. Oleh Paku Buwono II dikeluarkan semacam sayembara, siapa yang dapat merebut daerah Sukowati akan mendapat daerah itu sebagai imbalannya. Pangeran Mangkubumi, adik Paku Buwono II berhasil merebut Sukowati, tetapi ternyata daerah itu tidak diberikan. Pangeran Mangkubumi meninggalkan kota dan bergabung dengan RadenMas Said melakukan perlawanan. Mataram Terpecah Belah Setelah Mangkubumi bergabung dengan Mas Said, terjadilah persekutuan antara Mangkubumi dan Mas Said melawan Paku Buwono II dan III. Pada waktu Paku Buwono II sakit keras, utusan VOC dari Batavia datang ke Surakarta. Dalam keadaan lemah dan tidak sadar, Paku Buwono II menyerahkan Mataram kepada VOC. Hasl yang demikian mungkin sajaterjadi. Menurut tradisi Timur orang yang akan meninggal biasanya menyerahkan keluarganya kepada orang yang menjadi kepercayaannya. Hal ini diartikan oleh Belanda bahwa sejak itu VOC berkuasa penuh atasMataram. Pada tahun 1749 Paku Buwono II wafat dan digantikan oleh putranya yang bergelar Paku Buwono III. Awalnya, Belanda mengakuinya sebagai Sultan Mataram yang baru, tetapi setelah itu VOC berusaha untuk memecah belah Mataram sehingga dapat dikuasainya. Perlawanan Mangkubumi dan Mas Said cukup tangguh. Raden Mas Said mendapat julukan Pangeran Samber Nyowo pangeran perenggut jiwa. Namun, karena di antara keduanya kterjadi perselisihan sehingga dimanfaatkan oleh Belanda untuk memecah belah Mataram. Perseteruan antara Paku Buwono II yang dibantu Kompeni dan Pangeran Mangkubumi dapat diakhiri dengan Perjanjian Giyanti pada tanggal 13 Februari 1755 Isi Perjanjian Giyanti pada intinya Mataram dipecah menjadi dua. Mataram baratn yakni Kasultanan Yogakarta diberikan kepada Mangkubumi dengan gelar Sultan Hamengku Buwono I. Mataram timur ,yakni Kasunanan Surakarta diberikan kepada Paku BuwonoIII. Selanjutnya ,untuk memadamkan perlawanan Raden Mas Said diadakanPerjanjian Salatiga pada tanggal 17 Maret 175. Isi Perjanjian Salatiga padaintinya Surakarta dibagi menjadi dua. Surakarta utara diberikan kepada Mas Said dengan gelar Mangkunegoro I, kerajaannya dinamakan Mangkunegaran. Surakarta selatan diberikan kepada Paku Buwono III kerajaannya dinamakan Kasunanan Surakarta. Pada tahun 1813 sebagian daerah Kasultanan Yogyakarta diberikan kepada Paku Alam selaku bupati. Dengan demikian, Kerajaan Mataram yang dahulinya satu, kuat, dan kokoh pada masa pemerintahan SultanAgung akhirnya terpecah-pecah menjadi kerajaan-kerajan kecil berikt ini Kerajaan Yogyakarta; Kasunanan Surakarta; Pakualaman; Mangkunegaran. b. Kehidupan Ekonomi Kerajaan Mataram yang terletak di pedalaman merupakan sebuah kerajaan agraris dengan hasil utamanya beras. Pada masa Sultan Agung, kehidupan masyarakat Mataram mengalami perkembangan pesat. Padamasa ini hasil bumi Mataram cukup melimpah. c. Kehidupan Sosial-Budaya Pada masa Pembangunan, maka Sultan Agung melakukan usaha-usaha antara lain untuk meningkatkan daerah-daerah persawahan maka memprogramkan pemindahan para petani ke daerah Krawang yang dasar kehidupan agraris itulah disusun suatu masyarakat yang bersifat feodal. Para pejabat pemerintahan memperoleh imbalan berupa tanah garapan lungguh, sehingga sistem kehidupan ini menjadi dasar munculnya tuan-tuan tanah di masa kebesaran Mataram, kebudayaan juga berkembang, antara lain seni tari, seni pahat, seni sastra, dan sebagainya. Di samping itu juga muncul kebudayaan kejawen yang merupakan akulturasi antara kebudayan jawa, Hindu, Buddha dengan Islam. Upacara Garebeg yang bersumber pada pemujaan roh nenek moyang berupa kenduri gunungan yang merupakan tradisi sejak zaman Majapahit dijatuhkan pada waktu perayaan hari besar Islam sehingga muncul Garebeg Syawal pada hari raya Idul Fitri dan Garebeg Maulud pada bulan Rabiulawal. Hitungan tahun yang sebelumnya merupakan tarikh Hindu yang didasarkan pada peredaran matahari tarikh samsiah maka sejak tahun 1633 diubah menjadi tarikh Islam yang berdasarkan pada peredaran bulan tarikh komariah. Tahun Hindu 1555 diteruskan dengan perhitungan baru dan dikenal dengan tahun Jawa. Adanya suasana yang aman, damai dan tenteram menyebabkan berkembangnyaa kesusastraan Jawa. Sultan Agung mengarang kitab Sastra Gending yang berupa filsafat. Demikian juga muncul kitab Nitisruti, Nitisastra, dan Astabrata yang berisi ajaran tabiat baik yang bersumber pada kitab Ramayana 6. Kerajaan Makassar a. Kehidupan PolitikPada abad ke-17 di Sulawesi Selatan telah muncul beberapa kerajaan kecil, seperti Goa, Tallo, Sopeng, dan Bone. Di antara kerajaan-kerajaan tersebut yang kemudian muncul sebagai kerajaan besar ialah Goa dan Tallo. Keduanya lebih dikenal dengan nama Kerajaan Makassar. Faktor yang membawa perkembangan Makassar, antara lain sebagai berikut. Terletak di tepi sungai. Letak Makasar yang sangat strategis dalam lalu lintas perdagangan MalakaâMaluku. Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis 1511. Beralihnya sistem pemerintahan di Jawa Tengah ke corak agraris. Pada tahun 1605 penguasa dari kerajaan kembar Goa dan Tello memeluk agama Islam. Raja Tallo bernama Karaeng Mataoya yang bergelar Sultan Abdullah dengan julukan Awalul Islam dan Raja Goa bernama Daeng Manrabia dengan gelar Sultan Alaudin. Pada masa dwitunggal ini giat mengislamkan rakyat. Oleh karena itu, Kerajaan Makassar merupakan kerajaan Islam pertama di Sulawesi Selatan. Kerajaan GoaâTallo Makassar berkembang di bawah pemerintahan Muhammad Said 1639â1653 dan mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Hasanuddin 1654â1670. Sultan Hasanuddin mendapat julukan Ayam Jantan dari Timur karena keberaniannya menetang monopoli Belanda. Usaha-usaha penetrasi kekuasaan terhadap Makassar dilakukan oleh VOC dalam rangka melaksanakan politik monopoli perdagangan. Hubungan MakasarâVOC yang semula baik, kemudian retak dan akhirnya menjadi permusuhan. Pertempuran besar meletus pada tahun 1666 ketika Makassar di bawah pemerintahan Sultan Hasanuddin. Dalam pertempuran ini, VOC di bawah pimpinan Speelman berkoalisi dengan Kapten Jonker dari Ambon dan Aru Palaka Raja Bone. Perlawanan Hasanuddin berhasil dipatahkan dan para pemimpin yang tidak mau tunduk kepada VOC, seperti Kraeng Galesung dan Montemerano melarikan diri ke Jawa. Sultan Hasanuddin dipaksa menandatangani Perjanjian Bongaya pada tanggal 18 Nopember 1667. Isi Perjanjian Bongaya sangat merugikan rakyat Makassar, seperti berikut ini. Wilayah Makassar terbatas pada Goa. Wilayah Bone dikembalikan kepada Aru Palaka. Kapal Makassar dilarang berlayar tanpa seizin VOC. Makassar tertutup untuk semua bangsa, kecuali VOC dengan hak monopolinya. Semua benteng harus dihancurkan, kecuali satu yakni Benteng Ujung Pandang yang kemudian namanya diganti menjadi Benteng Rotterdam. Makassar harus mengganti kerugian perang sebesar 250 ribu ringgit. Walaupun Sultan Hasanuddin telah menandatangani perjanjian tersebut, perlawanan terhadap VOC muncul lagi 1667â1669. Makassar berhasil dihancurkan dan selanjutnya dinyatakan sebagai milik VOC. b. Kehidupan EkonomiUntuk menunjang Makassar sebagai pelabuhan transit dan untuk mencukupi kebutuhannya maka kerajaan ini menguasai daerah-daerah sekitarnya. Di sebelah timur ditaklukanlah Kerajaan Bone, sedangan untuk memperlancar dan memperluas jalan perdagangan, Makasar mengusai daerahdaerah selatan, seperti Pulau Selayar, Buton, Lombok, dan Sumbawa di Nusa Tenggara Barat. Dengan demikian, jalan perdagangan pada waktu musim Barat yang melalui sebelah utara kepulauan Nusa Tenggara dan jalan perdagangan waktu musim Timur yang melalui sebelah selatan dapat dikuasainya. Makassar berkembang sebagai pelabuhan internasional, banyak pedagang asing, seperti Portugis, Inggris ,dan Denmark berdagang di Makassar. Dengan jenis perahu-perahunya seperti pinisi dan lambo, pedagang Makassar memegang peranan penting dalam perdagangan di Indonesia. Hal ini menyebabkan mereka berhadapan dengan Belanda sehingga menimbulkan beberapa kali peperangan. Pihak Belanda yangmerasa berkuasa atas Maluku sebagai sumber rempah rempah, menganggap Makasar sebagai pelabuhan gelap. Hal itu disebabkan di Makasar dijual belikan rempah-rempah yang berasal dari Maluku. Untuk mengatur pelayaran dan perniagaan dalam wilayahnya disusunlah hukum niaga dan perniagaan yang disebut Ade Allopioping Bicarance Pabbalu'e dan sebuah naskah lontar karya Amanna Gappa. c. Aspek SosialâBudayaMengingat Makaasar sebagai kerajaan maritim dengan sumber kehidupan masyarakat pada aktivitas pelayaran perdagangan maka sebagian besar kebudayaannya dipengaruhi oleh keadaan tersebut. Hasil kebudayaan yang terkenal dari Makasar adalah perahu pinisi dan lambo. Selain itu juga berkembang kebudayaan lain, seperti seni bangun, seni sastra, seni suara, dan sebagainya. 7. Kerajaan Ternate dan Tidore a. Kehidupan PolitikDi Maluku yang terletak di antara Sulawesi dan Papua terdapat dua kerajaan, yakni Ternate dan Tidore. Kedua kerajaan ini terletak di sebelah barat Pulau Halmahera di Maluku Utara. Kedua kerajaan itu pusatnya masingmasing di Pulau Ternate dan Tidore, tetapi wilayah kekuasaannya mencakup sejumlah pulau di Kepulauan Maluku dan Papua. Kerajaan Ternate sebagai pemimpin Persekutuan Uli Lima, yaitu persekutuan lima bersaudara dengan wilayahnya mencakup pulau-pulau Ternate, Obi, Bacan, Seram dan Ambon. Kerajaan Tidore sebagai pemimpin Persekutuan Uli Siwa persekutuan sembilan saudara wilayahnya meliputi pulau-pulau Makyan, Jailolo atau Halmahera, dan pulau-pulau di daerah itu sampai dengan Papua Barat. Di antara keduanya saling terjadi persaingan dan makin tampak setelah datangnya bangsa Barat. Bangsa Barat yang pertama kali datang di Maluku ialah Portugis 1512 yang bersekutu dengan Kerajaan Ternate. Jejak ini diikuti oleh bangsa Spanyol yang berhasil mendarat di Maluku 1521 dan mengadakanpersekutuan dengan Kerajaan Tidore. Dua kekuatan telah berhadapan, namun belum terjadi pecah perang. Untuk menyelesaikan persaingan antara Portugis dan Spanyol maka pada tahun 1529 diadakan Perjanjian Saragosa yang isinya bangsa Spanyol harus meninggalkan Maluku dan memusatkan kekuasaannya di Filipina dan bangsa Portugis tetap tinggal Maluku. Untuk memperkuat kedudukannya di Maluku maka Portugis mendirikan Benteng Sao Paulo. Menurut Portugis benteng ini dibangun untuk melindungi Ternate dari serangan Tidore. Tindakan Portugis di Maluku makin merajalela dengan memonopoli perdagangan dan terlalu ikut campur tangan dalam urusan dalam negeri Ternate sehingga menimbulkan pertentangan. Salah seorang Sultan Ternate yang menentang ialah Sultan Hairun 1550â1570. Untuk menyelesaikan pertentangan itu diadakan perundingan antara Ternate Sultan Hairun dan Portugis Gubernur Lopez de Mesquita. Perdamaian dapat dicapai pada tanggal 27 Februari 1570. Namun, perundingan persahabatan itu hanyalah tipuan belaka. Pada pagi harinya 28 Februari ketika Sultan Hairun berkunjung ke Benteng Sao Paulo, ia ditangkap dan dibunuh. Atas kematian Sultan Hairun, rakyat Ternate bangkit menentang bangsa Portugis di bawah pimpinan Sultan Baabullah putra dan pengganti Sultan Hairun. Setelah terkepung hampir selama lima tahun, Benteng Sao Paulo berhasil diduduki rakyat Ternate 1575. Orang-orang Portugis yang menyerah tidak dibunuh, tetapi harus meninggalkan Ternate. Mereka pun pindah ke Ambon, Maluku. Sultan Baabullah dapat meluaskan daerah kekuasaannya di Maluku. Daerah kekuasaannya terbentang antara Sulawesi dan Papua; ke arah timur sampai Papua; barat sampai ke Pulau Buton; utara sampai ke Mindanao Selatan Filipina; selatan sampai ke Pulau Bima Nusa Tenggara sehingga ia mendapat julukan Tuan dari Tujuh Pulau Dua abad ke-17, bangsa Belanda datang di Maluku dan segera terjadi persaingan antara Belanda dan Portugis. Belanda akhirnya berhasil menduduki benteng Portugis di Ambon dan dapat mengusir Portugis dari Maluku 1605. Belanda yang tampa ada saingan kemudian juga melakukan tindakan yang sewenang-wenang, seperti berikut ini. Melaksanakan sistem penyerahan wajib sebagian hasil bumi rempahrempah kepada VOC contingenten. Adanya perintah penebangan/pemusnahan tanaman rempah-rempah jika harga rempah-rempah di pasaran turun hak ekstirpasi dan penanaman kembali secara serentak apabila harga rempah-rempah di pasaran naik/meningkat. Mengadakan pelayaran Hongi patroli laut, yakni sistem perondaan yang dilakukan oleh VOC dengan tujuan untuk mencegah timbulnya perdagangan gelap dan mengawasi pelaksanaan monopoli perdagangan di seluruh Maluku. Tindakan-tindakan penindasan tersebut jelas membuat rakyat hidup terkenan dan menderita. Sebagai reaksinya rakyat Maluku bangkit mengangkat senjata melawan VOC. Pada tahun 1635â1646 rakyat di Kepulauan Hitu bangkit melawan VOC di bawah pimpinan Kakiali dan dilanjutkan oleh Telukabesi. Pada tahun 1650 rakyat Ambon dipimpin oleh Saidi melakukan perlawanan terhadap VOC. Demikian juga di daerah lain, seperti Seram, Haruku, dan Saparua juga terjadi perlawanan rakyat, tetapi semua perlawanan berhasil dipadamkan oleh VOC. Sampai akhir abad ke-17 tidak ada lagi perlawanan besar, tetapi pada akhir abad ke-18 muncul lagi perlawanan besar yang mengguncangkan kekuasaan VOC di Maluku. Jika melawan Portugis Kasultanan dan rakyat Ternate yanga memegang peranan penting maka untuk melawan VOCsebaliknya, kasultanan dan rakyat Tidore yang memimpinnya. Pada tahun 1780 rakyat Tidore bangkit melawan VOC di bawah pimpinan Sultan Nuku. Selanjutnya, Sultan Nuku juga berhasil menyatukan Ternate dengan Tidore. Setelah Sultan Nuku meninggal 1805, tidak ada lagi perlawaan yang kuat menentang VOC, maka mulailah VOC memperkokoh kekuasaannya kembali di Maluku. Perlawanan yang lebih dahsyat di Maluku baru muncul pada permulaan abad ke-19 di bawah pimpinan Pattimura. b. Kehidupan EkonomiKehidupan rakyat Maluku yang utama adalah pertanian dan perdagangan. Tanah di Kepulauan Maluku sangat subur dengan hasil utamanya cengkih dan pala. Keduanya merupakan rempah-rempah yang sangat diperlukan untuk ramuan obat-obatan dan bumbu masak karena mengandung bahan pemanas. Oleh karena itu, rempah-rempah banyak diperlukan di daerah dingin, seperti di Eropa. Dengan hasil rempahrempahnya maka aktivitas pertanian dan perdagangan rakyat Maluku maju dengan pesat. c. Kehidupan SosialâBudayaKedatangan Portugis di Maluku tidak hanya untuk berdagang dan mendapatkan rempah-rempah, tetapiPortugis juga menyebarkan agama Katolik. Pada tahun 1534 missionaris Katolik, Fransiscus Xaverius telah berhasil menyebarkan agama Katolik di Halmahera, Ternate, dan Ambon. Telah kita ketahui bahwa sebelumnya di Maluku telah berkembang agama Islam. Dengan demikian, kehidupan agama telah mewarnai kehidupan sosial masyarakat Maluku. Rakyat Maluku aktivitas banyak tercurah pada perekonomian sehingga sedikit menghasilkan budaya. Salah satu karya seni bangun yang terkenal ialah Istana Sultan Ternate dan masjid kuno di Ternate. B. Perubahan Sistem Sosial dan Budaya Masyarakat Dengan masuknya budaya dan agama Islam ke Indonesia maka terjadilah akulturasi budaya Islam dengan budaya setempat dalam kehidupan masyarakat di akulturasi berarti juga akan berpengaruh terhadap kehidupan sosial dan budaya. Sistem sosial dalam kehidupan masyarakat diwarnai dengan kehidupan ajaran agama Islam, seperti upacara perkawinan yang merupakan salah satu jalur proses islamisasi di Indonesia. Dalam perkawinan tersebut dilakukan dengan cara Islam, yakni dengan mengucapkan kalimat syahadat. Di samping itu juga upacara selamatan, orang punya hajad kerja, doa-doanya dilakukan menurut ajaran agama Islam. Bahkan juga masalah pembagian warisan dalam keluarga. Dengan demikian ajaram Islam telah berpengaruh terhadap sistem sosial masyarakat. Pengaruh dalam bidang budaya, juga tampak nyata dalam seni budaya, misalnya seni tari, seperti tari Seudati yang diiringi sholawat nabi, kesenianDebus yang diawali dengan membaca Al Qur'an, dan seni musik qasidah. Demikian juga budaya Sekaten Sekatenan sampai sekarang masih terus dilestarikan. Penelusuran yang terkait dengan Kehidupan Politik, Ekonomi, Sosial, dan Budaya pada Kerajaan yang Bercorak Islam di Indonesia kehidupan politik dan sosial budaya masyarakat indonesia pada masa perkembangan islam kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya kerajaan islam di sumatera selatan kerajaan islam di indonesia sistem pemerintahan sosial, ekonomi dan kebudayaan pada masa kerajaan islam di jawa kehidupan agama kerajaan perlak perkembangan politik kerajaan islam di indonesia kehidupan sosial ekonomi masyarakat zaman perkembangan kerajaan kerajaan islam di indonesia kehidupan budaya kerajaan malaka
This article reveals how the economic system of the Majapahit Kingdom since its establishment until its collapse. The key problem discussed is how the economic system of the Majapahit? The method used is the method of historical research covers four main activities, heuristic, criticism , interpretation, and historiography. The results showed that the effort to develop life Majapahit economy heavily depend on commodities produced , shipping and commercial activities. In a smaller scale , the industry also has an important role in the economy. Abstrak Artikel ini mengungkapkan tentang bagaimana sistem perekonomian Kerajaan Majapahit sejak berdiri sampai keruntuhannya. Permasalah utama yang dibahas adalah bagaimana sistem perekonomian kerajaan Majapahit? Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian sejarah meliputi empat kegiatan pokok yaitu heuristik, kritik, intepretasi, dan penyajian. Hasil penelitian menunjukan bahwa usaha mengembangkan kehidupan perekonomian Majapahit sangat tergantung oleh komoditi yang dihasilkan, aktifitas pelayaran dan perniagaan. Dalam skala yang lebih kecil, industri juga memiliki peran penting dalam perekonomian. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Sistem Perekonomian Kerajaan MajapahitIkhsan Rosyid Mujahidul Anwari1AbstractThis article reveals how the economic system of the Majapahit Kingdomsince its establishment until its collapse . The key problem discussed is howthe economic system of the Majapahit? The method used is the method ofhistorical research covers four main activities, heuristic, criticism ,interpretation, and historiography . The results showed that the effort todevelop life Majapahit economy heavily depend on commodities produced ,shipping and commercial activities . In a smaller scale , the industry also hasan important role in the economy .Keywords majapahit, economic, agriculture, commerce,industryAbstrakArtikel ini mengungkapkan tentang bagaimana sistem perekonomianKerajaan Majapahit sejak berdiri sampai keruntuhannya. Permasalahutama yang dibahas adalah bagaimana sistem perekonomian kerajaanMajapahit? Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitiansejarah meliputi empat kegiatan pokok yaitu heuristik, kritik, intepretasi,dan penyajian. Hasil penelitian menunjukan bahwa usaha mengembangkankehidupan perekonomian Majapahit sangat tergantung oleh komoditi yangdihasilkan, aktifitas pelayaran dan perniagaan. Dalam skala yang lebihkecil, industri juga memiliki peran penting dalam kunci majapahit, ekonomi, pertanian, perniagaan, industri1 Departemen Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga, E-mailikhsan_shsc Majapahit memilikiwilayah yang luas dan mencakup periodekekuasaan yang lama. Berdasarkanpenanggalan dari Kidung Harsya Wijayamaka diperoleh penafsiran bahwa haripelantikan Raden Wijaya pada hari ke-15bulan Tahun sebagaiKartika, 1215 Cakahari kelahiran Majapahit. SartonoKartodirdjo, 1993xi Sementara saatkeruntuhan disimpulkan dari candrasengkala yangsirno ilang kertaning bhumikemudin dimaknai tahun 1400 atauCaka1478 Masehi Sehingga usia 2 Abad. Meskipun ikon Majapahitadalah Trowulan, yang notabene terletakpada pedalaman di Jawa Timur akan tetapijustru puncak kekuasaan dan kejayaannyasebagian besar adalah laut. Sehingga tidakdapat dipungkiri bahwa sebetulnyaMajapahit merupakan peradaban maritimMarwati Djoened Poesponegoro danSartono Kartodirdjo, 2008477. Sebagaikerajaan maritim, tentu saja aktifitasekonomi utamanya adalah pelayaran danperniagaan antar pulau. Perdaganganmenjadi salah satu faktor penggerakperekonomian dan berlangsung dalamskala yang masif. Dalam konteksperniagaan internasional, kerajaanMajapahit berperan penting dalampengelolaan pertengahan abad keempatbelas, Maluku dianggap sebagai wilayah Majapahit Anthony Reid, 2011 9.Maluku pada era ini sangat penting dalamjaringan perniagaan karena sebagaipenghasil rempah-rempah yangdibutuhkan masyarakat rempah-rempah dari Maluku,secara umum, ledakan permintaan akanhasil bumi di Asia Tenggara telahmendorong kemakmuran Majapahit padaabad ketiga belas, yang kebetulanMajapahit sedang berkuasa pada periodetersebut. Dalam kaitan inilah kemudianmuncul kota-kota pantai di Jawa sebagaibasis kekuatan ekonomi maritim kerajaanMajapahit yakni Demak, Jepara, Tuban,Gresik, dan Surabaya Anthony Reid,201176.Sebagai penguasa daerahkepualauan, imperium Majapahitmempunyai angkatan darat dan laut yangkuat. Kota Tuban adalah pelabuhanterbesar di Jawa, kemudian abad ke-15mucul kota Gresik dimana banyak orang-orang Tionghoa yang kaya sehinggamenjadi gudang rempah-rempah dariMaluku. Surabaya dan Jepara jugamenjadi penting karena menjadipengekpor beras Prajudi Atmosudirdjo,1983, 43-44. Hubungan dan interaksiperniagaan dengan daerah-daerah lainbaik di Nusantara maupun Internasionalmenjadikan mata uang Cina mendominasidalam sistem moneter Adrian Perkasa,2012 31-32. Hasil utama kerajaanMajapahit sekaligus menjadi komoditipenting dalam perniagaan internasionaladalah komoditi beras berastersebut kemudian menjadikan sebagianbesar penduduknya bermata pencahariansebagai petani, selain tentu saja pedagangdan pelayar antar pulau. Kondisi tanahyang subur serta pengaturan irigasi yangbaik memungkinkan masyarakatMajapahit dapat memanen padi setahundua kali. Hal ini mengakibatkan surplusberas sehingga memungkinkan untukekspor ke luar wilayah. Dibalikkehandalan armada laut Majapahit, tetapsaja merupakan kerajaan agraris yangmengandalkan pertanian sebagai tiangutama penyangga keberadaannya. Berasdibawa armada kerajaan ke Maluku untukdiperdagangkan atau ditukar denganrempah-rempah. Selanjutnya rempah-rempah diperganngkan dengan pedaganglain terutama dari Cina dan India. Dariperdagangan itulah keluarga kerajaanmendapatkan kain sutera, keramik, dnabendap-benda logam yang diperoleh daripenguasaan atas perdagangan beras iturupanya telah mendorong para pejabatkerajaan memacu peningkatan hasil berasyang ditanam oleh petani Daud ArisTanudirjo, 1993 133.Masyarakat Majapahit telah mampumengembangkan sistem pertanian denganteknik sistempertanian terkait dengan, kondisipertamageografis dengan wilayah dataran rendahyang luas ditunjang aliran sungai dangunung berapi, campur tangankeduapenguasa terhadap sektor pertaniandimana dapat dilhat dalam penetapanpajak atas tanah didasarkan hasil panenSubroto, 1993 156. Selain pajakpertanian, guna memenuhi kebutuhanekonomi kerajaan diperlukan juga upayapendapatan lain dari sumber-sumberseperti upeti dari raja-raja bawahan,hadiah negara-negara sahabat, hasilrampasan perang, pajak perdagangan, danpajak industri Boechari, 19817-8.Disamping aktifitas perdagangandan pertanian, ternyata ada sektorekonomi lainnya yang penting dalamupaya mendukung keberadaan kerajaanMajapahit, khususnya untuk memenuhiberbagai kebutuhan data arkeologis dapatdiketahui bahwa kelompok-kelompokpenggarap industri memegang perananpenting dalam menunjang kehidupanperekonomian pada umumnya sertakehidupan politik, sosial, dan budayakerajaan. Sumber-sumber berupa prasasti,kesastraan kuno, relief candi, sertaartefak-artefak lainnya yang masih adasampai saat ini merupakan sumber utamauntuk menjelaskan ini Subroto danSlamet Pinardi, 1993205.Bukti-bukti arkeologis yang masihada sampai saat ini serta sumber-sumbertertulis yang mucul pada zaman Majapahitmengungkapkan berbagai aktifitasperekonomian masyarakat. Oleh karenaitulah penelitian ini akan didasarkan padasumber-sumber tertulis sejaman dan yangnampak pada bukti-bukti artefak. Olehkarena itu rumusan masalah yang akandikaji dalam penelitian ini adalahbagaimana sistem perekonomian kerajaanMajapahit?105Sistem Perekonomian Kerajaan MajapahitIkhsan Rosyid Mujahidul Anwari Metode PenelitianPenelitian ini menggunakansumber-sumber tertulis sejaman danbukti-bukti artefak secara arkeologissebagai data analisa. Sumber-sumbertertulis diperoleh dari PerpustakaanMuseum Majapahit, Perpustakaan BadanPerencanaan Daerah Propinsi Jawa Timur,peninggalan-peninggalan arkeologis yangtersebar di berbagai wilayah Jawa Timurbaik berupa situs, candi, ataupunpeninggalan-peninggalan berupa artefaklainnya, dan perpustakaan-perpustakaanlain yang mendukung. Sumber pentinglainnya adalah hasil-hasil penelitianterdahulu serta bukti-bukti arkeologisyang terkait dengan tema tertulis maupunbukti-bukti arkeologis kemudiandilakukan analisis berdasarkan fokuskajian yaitu pertanian, perdagangan antarpulau, dan perindustrian. Dari hasilanalisis inilah kemudian dirangkaimenjadi sebuah hisoriografi tentangsejarah perekonomian pada masaKerajaan kekuatan armada laut yanghandal, pada dasarnya Majapahitmerupakan kerajaan agraris yangmegandalkan pertanian sebagai tiangutama. Beras masih merupakan tulangpunggung ekonomi kerajaan. Hasilpersawahan ini bahkan menjadi komoditiperdagangan antar pulau dan antarwilayah. Beras dibawa ke Maluku untukdiperdagangkan atau ditukarkan denganrempah-rempah. Selanjutnya rempah-rempah yang diperoleh ditukarkan denganpara pedagang dari Negara yang diperoleh daripenguasaan atas perdagangan berasrupanya mendorong pejabat kerajaanmemacu hasil beras yang ditanam olehpetani Pigeud, 1960.Masyarakat Majapahit telah mampumengembangkan system pertaniandengan teknik yang tinggi. Dasarkeberadaan pertanian di Majapahit padawaktu itu dilandasi oleh kondisi geografisJawa Timur yang merupakan daerahdataran rendah yang cukup luas, ditunjangdengan aliran-aliran sungai dan gunungberapi. Selain itu tentu saja karena factorcampur tangan penguasa. Ini terkaitdengan berbagai kehidupan ritual dansystem pajak yang diberlakukan dikerajaan. Mengingat keberlangsunganhidup kerajaan tidak terlepas dari sectorpertanian Subroto, 1993 156.Letak daerah Majapahit di JawaTimur yang berada pada daerah tropismenyebabkan daerah tersebut sangatcocok untuk pengembangan pertanian,kondisi ini juga didukung secara geografisyang terletak pada wilayah dataran rendahyang cukup luas, adanya aliran beberapasungai dan terdapat gunung berapi adalahfaktor pendorong berkembangnyakesuburan tanah sehingga menyebabkanpertanian masa Majapahit dapat menjadisektor utama pemasukan pertanian masa Majapahitdapat berkembang hingga maksimalkarena mendapat dukungan dari pihakpenguasa kerajaan dengan dibuatnyasistem pengairan dan pengembanganteknologi dasarnya ada enam jenisaktivitas perekonomian yang mendukungMajapahit yaitu pertanian, perkebunan,pemanfaatan hutan, peternakan,perburuan hewan, dan kerajinan. Bahanmakanan yang dihasilkan pertanian diMajapahit umumnya tidak jauh berbedapada masa sekarang ini bahan makanantersebut adalah beras, umbi-umbian, cabe,labu, kacang-kacangan, rempah-rempah,buah-buahan, dan jenis palem. Namunyang menjadi produksi utama padamasyarakat adalah produksi padi, haltersebut sesuai dengan kondisi makananpokok masyarakat jawa kuno adalahberas. Beras menjadi bahan kebutuhanpokok masyarakat jawa bahkan hinggakini beras masih menjadi konsumsi utamamasyarakat Indonesia, pada saat kerajaanmajapahit beras merupakan penentuperekonomian Majapahit. Beras tidakhanya digunakan untuk memenuhikebutuhan setempat bahkan menjadikomoditas eksport, di masa Majapahitberas digunakan juga untuk di barterdengan rempah-rempah yang berada diMaluku, kemudian rempah-rempahtersebut menjadi bahan yang dapatdikonsumsi dan diperjual belikan denganpedagang yang berasal dari luarNusantara. Pertanian merupakan sumberpendapatan karena adanya pajak yangdikenakan pada petani. Pajak pertaniantersebut menjadi pemasukan yang sangatbesar bagi pihak Jurnal Kesejarahan, Vol. 3, Juni 2015 hlm. 104â115 Masyarakat petani Majapahit telahmengenal jenis-jenis pertanian kering danbasah. Pertanian kering dilakukan di tanahtegalan, di lading, dan di pertanian basahadalahpertanian diakukan di prasasti I 902 MWatukuramemuat keterangan mengenai jenistanaman padi gaga yang ditanamSubroto, 1993 157. Jenis pertanianbasah merupakan andalan bagiperekonomian Majapahit. Bukti-bukti dariprasasti dan karya sastra menunjukanketerlibatan dan campur tanganpemerintah dalam sector ini terutamaterkait dengan sector penunjang untukfasilitas-fasilitas pengairan. Usaha-usahayang dilakukan oleh penguasa dapatdilihat dari pembuatan kanal-kanal,tanggul sungai, pembuatan waduk, dam,dan lain-lain. Tujuan dari pem buatanailitas tersebut selain untuk mengatasibanjr juga merupakan upaya untuk irigasipertanian Subroto, 1993158.Wilayah Majapahit yang cocokmengembangan pertanian memilikikarakter yang dapat digunakan untukmengembangan dua jenis pertanian yangterdapat di masyarakat jawa. Wilayahnyayang terletak di daerah tropis dapatdigunakan untuk mengembangkan jenispertanian basah dan kering sepertipertanian yang ada pada saat ini. Pertaniankering yang ada di Majapahit juga tidakterlalu berbeda jauh dengan pertaniankering di masa kini, pertanian kering diMajapahit tersebut juga di lakukan ditegalan, kebun, dan di ladang. Pertaniankering ini tidak memerlukan banyak airbaik dari irigasi oleh sumber mata air,sungai dan air tegalan lebih banyakdigunakan saat Majapahit karena lahanyang digunakan untuk pertanian tegalanini tidak seluas lahan yang digunakanuntuk pertanian ladang, Lahan padapertanian pertegalan ini juga diperlukanpengolahan terlebih dahulu sebelumtegalan tersebut ditanami. Tanaman yangdihasilkan pada pertanian pertegalan yangtanpa menggunakan sistem irigasi ataupengairan kebutuhan air tanaman-tanaman tersebut dapat terpenuhi denganadanya air tanah dan curah hujan yangcukup. Tanaman tersebut seperti umbi-umbian, biji-bijian, dan padi gaga padikering. Letak lokasi tegalan berjauhandari hunian pada masa ladang berbeda denganpertanian tegalan. Pada pertanian ladang,lahan yang digunakan lebih luas daripadapertanian tegalan. Lahan tersebut dapatdiperoleh dengan cara membuka hutanatau dengan menebangi pepohonan dilahan yang akan di jadikan ladangkemudian pepohonan yang telah di tebangtersebut di bakar dan abu hasilpembakaran tersebut digunakan sebagaipupuk, tanaman yang dihasilkan padapertanian ladang tidak terlalu bervariasiseperti pertanian tegalan. Pertanian ladangini umumnya tidak di kembangkan padamasa itu dan pertanian ladang ini lebihbanyak di kembangkan di daerah luarpulau jawa karena luas wilayahnya lebihbesar dan juga pengaruh musim pertanian yang dikembangkandi Majapahit juga terdapat pertaniankebun. Perbedaan antara pertanian kebundan tegalan berada pada letak pertaniantersebut, pada pertanian tegalan berada diluar dan terpisah dari lingkungan huniandi masyarakat dan fungsinya untukpertanian saja. Pertanian kebun terdapatpada dekat hunian atau menjadi bagiandari hunian tersebut. Kebun tersebut dapatdi tumbuhi oleh berbagai jenis timbuhanpeneduh. Pada masa Majapahit kebundigunaka untuk bertanam buah-buahan,karena menghasilkan barang yang lakudipasaran pada saat itu juga perkebunandikenakan pajak perkebunan hal itu diterangkan dalam prasasti 831 MKamalagidan I 903M yang menyebutkanWatukuratentang adanya pajak kebun ataukebwankbuan.Kehidupan pertanian di masaMajapahit juga mengembangkanpertanian basah atau lebih sering dikenaldengan pertanian sawah. Hasil utama daripertanian sawah ini adalah padi yangmenjadi konsumsi utama dari masyarakatJawa kuno hingga saat ini. Pertaniansawah ini memerlukan air dalam jumlahyang banyak. Oleh karena itu, pada masaMajapahit ini pula sistem irigasi ataupengairan mendapat perhatian dari pihakpenguasa. Berdasarkan carapengairannya, dikenal pula dengan adanyasawah sorotan yaitu sawah yangmendapatkan pengairan dari sumber mataair atau sungai dan sawah tadahan yangmendapat pengairan dari air Perekonomian Kerajaan MajapahitIkhsan Rosyid Mujahidul Anwari Terdapat pula istilah renek atau rawa yangberarti pertanian yang di kembangkan dilahan yang berupa rawa-rawa. Pertaniansawah ini menjadi penopangperekonomian di majapahit karena selainuntuk konsumsi masyarakat Jawa padaumumnya, hasil pertanian sawah ini jugamenjadi komoditas eksport dan menjadisumber pemasukan kerajaan karena pajakyang diterimanya. Usaha pertanian diMajapahit ini dapat berkembang denganbaik tentu tidak hanya secara faktorgeografis yang berada pada dataran rendahyang luas, terdapat sungai, dan terdapatbeberapa gunung berapi yang akitifsehingga menjadikan kandungan tanah disekitar Majapahit menjadi subur. Faktorlain yang ikut berperan untukperkembangan pertanian adalah dukungandari pihak penguasa kerajaan berupapembuatan tanggul sungai, pembuatanwaduk, dan pembuatan dam. Pembuatanfasilitas pertanian tersebut dapatdigunakan sebagai sarana irigasi dan jugasebagai sarana untuk menanggulangibahaya prasasti Kembangarung902 M, teknologi pertanian yangdigunakan yakni cangkul, bajak, dan itu juga disebutkan sejumlah alatyang digunakan untuk upacara penetapansima yaitu wadung, kapak, petel, alatpenusuk, linggis, cangkul, trisula, danpisau Subroto, 1993 159. Cangkulterdiri dari dua bagian yakni cangkul dan tangkai . Pacul terdiripacul dorandari satu lempengan dengan bagian depanmerupakan yang runcing. Sedangkanbagian belakang dibuat lubang untukmemasang doran. Bagian pacul terbutadari logam, sementara doran dibuat darikayu. Selain itu dikenal pula ani-ani yangdigunakan untuk memanen padi. Terbuatdari bambu sebagai tangkai, papan bilahdari kayu, dan bilah tipis alat-alat lain yang jugadiperlukan untuk kegiatan pertanianadalah alat-alat yang digunakan untukmengolah hasil panenan. Alat-alat yangbiasa digunakan yakni lesung, lumping,alu tampah Lesung, dan . adalah wadahuntuk menumbuk padi, berbentuk sepertiperahu dan diberi palungan memanjangmegukuti bentuk lesungnya. Terbuat darikayu dan batu. Palungan lesung digunakanuntuk menumbuk padi yang masihbertangkai, sedangkan lobang bundardigunakan untuk menumbuk gabah. Alatyang digunakan untuk menumbuk padidisebut alu atau antan. Alu biasanyaberbentuk seperti tongkat kayu denganukuran panjang bervariasi, bagian tengahdibuat lebih kecil dengan maksuddigunakan untuk pegangan lain yang digunakan dalampengolahan hasil panen adalah .tampahAlat ini berupa wadah berbentuk bundarterbuat dari anyaman bambu berbingkaimelingkar. Tampah memiliki anyamanyang halus. Fungsi pokoknya untukmenampi kulit gabah yang sudahterkelupas dari beras akibat pekerjaan yang dilakukandalam pertanian yakni ,pertamapekerjaan yakni membersihkanamabakitanah garapan dari rumput atau sisatanaman lama. yakniKedua, amalukumembajak atau mencangkul. Mencangkulmerupakan alternative pekerjaan lain padalahan sawah yang tidak terlalu luas. Tahapkedua ini, baik membajak maupunmencangkul memiliki fungsi sama yakniuntuk menggemburkan tanah. Ketiga,pekerjaan yakni membuatmanggarutanah yang sudah dibajak atau dicangkulmenjadi lebih halus dengan . Dandigarutahap terakhir pengolahan tanah sebelumditanami adalah atau mengairianglersawah sampai penuh dengan air. Barutahapan berikutnya adalah menanam atautandur. Pada umumnya sebelum tanahdigarap, petani sudah meyiapkan sepetaktanah persemaian untuk menebar benihpadi, setelah penanaman benih, pekerjaanyang dilakukan kemudian adalahmemantun atau menyiangi . pekerjaan inidilakukan dengan tujuan untuk mencabutirumput sambil menggaruk-garuk tanahdengan menggunakan tangan dengantujuan agar tanaman padi tidak terganggukesuburannya. Setelah proses inidilakukan biasanya petani tinggalmenunggu sampai panen tiba. Namun jedasambil menunggu panen biasanya petanimenjaga agar tanaman tidak terseranghama seperti tikus, atau sejeniswerengbelalang, dan lain-lain. Pada prosespemanenan biasanya menggunakan ani-ani Subroto, 1993 164-168.Selain tahapan-tahpan yangdilakukan di atas, ada hal yang perludiperhatikan oleh petani ketika prosespenanaman padi pada umumnya adalahadanya musim tanam .pranata mangsa108VERLEDEN Jurnal Kesejarahan, Vol. 3, Juni 2015 hlm. 104â115 Para petani memiliki pengetahuan yangberhubungan dengan pengaturan musimtanam berdasarkan perhitungan tahunSurya yang terbagi menjadi 12 mangsaatau musimSecara geografis, sektor pertanianpadi sangat cocok untuk dikembangkan dikerajaan Majapahit. Dan dari pertanianinilah Majapahit menjadikan keunggulandalam komoditi dagang untukperdagangan antar wilayah. Dan yanglebih utama bagi penguasa local, pertanianini merupakan pemasukan penting dalamsektor pajak berupa hasil panen maupundari luas tanah. Dengan adanyakepentingan inilag penguasa sangatmemperhatikan perkembangan dankemajuan sektor pemerintah dapat dilihatdari usaha-usaha yang berhubungandengan pembuatan dan perbaikan saranairigasi. Beberapa prasasti yang ada padamasa Majapahit menunjukan tentangusaha ini. Beberapa diantaranya prasastiHarinjing, Kamalagyan, Wulig,Kandangan, Trailokyapuridan . Isibeberapa prasasti menyebutkan dalamusaha mengendalikan sungai Brantasterutama pada saat musim hujan agar tidakterjadi banjir dengan maksud menjauhkangangguan kerusakan pada usaha preventif berupapencegahan, juga dilakukan upaya-upayalain yakni berupa pembuatan bendunganuntuk keperluan irigasi. Mengingatperanan penting sektor pertanian sebagaipenunjang keberadaan kerajaan, makadalam struktur kerajaan kemudiandiangkat pejabat-pejabat khusus yangmengurusi pertanian. Kehidupanpertanian juga berpengaruh terhadapsistem kepercayaan masyarakat. Upacara-upacara ritual terkait pertanian banyakdilakukan sebagai bagian prosesi mengenal kepercayaan adanyaDewi Sri sebagai penjaga pertanian. Sejakmasa persiapan tanam sampai masa panenakan dilakukan upacara selamatan dengantujuan memperoleh hasil panen yang pertanian diMajapahit yang berada di daerahpedalaman memang sangat membantusektor pertanian di Majapahit karenasecara geografis wilayah Majapahit yangterdapat di wilayah tropis dan berada padatanah subur menyebabkan produksi padiyang dihasilkan petani Majapahit cukupmelimpah. Produksi padi yang melimpahtersebut digunakan untuk konsumsikehidupan sehari-hari masyarakat Jawakuno dan kelebihan beras tersebutdigunakan untuk perdagangan diNusantara, sehingga dapat diambil pajakdari kerajaan Majapahit untuk dijadikanpendapatan. Perkembangan pertaniantersebut juga menyebabkan diangkatnyapejabat-pejabat khusus yang bertugasmengurusi pertanian di struktur masyarakat tersebutterdapat istilah atau yangwanua thanimengacu pada suatu wilayah yangditinggali oleh para petani dan pendudukdesa. Sebutan yang digunakan untukmasyarakat atau petani setempat tersebutadalah anak atau anak . Anakwanua thanithani juga sering disebut dengan ,thanithani bala tanayan thani, dan . Sebutantersebut sama saja dengan anak .wanuaTanah yang sering digunakan petaniadalah sawah, gaga ladang, kbuankebun, dan rawa. Sawahrenekmenempati kedudukan sosial di masyarakatdapat dilihat dengan perbedaan pemilikantanah. Sumber prasasti menyebutkanbahwa yang menyumbang tanahnya untukdigunakan sebagai daerah adalahsimapara pemimpin di tingkat , ditingkatwanuawatak para ramamisalnya dewan , ataupara samget para rakai, atau . Hal tersebutdapat menjadi gambaran bahwa statussosial seseorang di masyarakat dapatditunjukkan dengan luas tanah yangdimiliki. Pada masalah transaksi tanahjuga melibatkan orang-orang yangmempunyai sebutan , ataudang mpumpungku rakryan samget mapanji, , , dan .Hal tersebut menunjukkan gambarangolongan masyarakat yang juga dapat dibedakan berdasarkanstatus keturunan dalam desa tertentu,kelompok pertama adalah anak wanuaatau adalah kelompok elit desaanak thaniyang merupakan keturunan langsung daripendiri desa. Kelompok kedua adalahketurunan dari pendatang baru, padadasarnya hanya kelompok pertama yangberpengaruh dalam pengambilankeputusan dalam dewan pimpinan desadan memiliki petani tersebut jugamemiliki sistem pemerintahan yangdikendalikan oleh ataurama karaman,tuha wanua tuha tuha,atau .Pada109Sistem Perekonomian Kerajaan MajapahitIkhsan Rosyid Mujahidul Anwari kelompok lain terdapat pula kelompokyang mempunyai fungsi-fungsi khususyaitu berfungsi sebagaimatamwakpetugas pengawas bendungan, huluwuattan sebagai petugas pengawasjembatan dan jalan sebagai, hulu wraspetugas pengatur distribusi air, hulu airatau atau adalahhuler penghulu banyupetugas pemimpin irigasi, dan warigasebagai petugas ahli perhitungan sistem tersebut terdapat jugapetugas yang mengurusi urusan petugas tersebut mencakupurusan pertanian saja, petugas tersebutyaitu sebagai petugasambekal tuwuhpengurus hasil bumi, asedahan thaniadalah petugas yang mengurusi tanah danpajak pertanian, angucap gawe thanisebagai kepala kegiatan wilayah, terdapatjuga kelompok manggilala drawya hajiatau atauwilang wanua wilang thanibertugas sebagai petugas pencacah ataumelakukan sensus terhadap penduduk,dan sebagai pengawas kegiatantuha alasperburuan di Masa MajapahitJawa dan Nusantara pada umumnyaterletak di jalur pelayaran danperdagangan yang strategis. Nusantaramenjadi bagian tak terpisahkan dari jalurperdagangan yang dikenal dengan jalursutera. Sehingga tidak dapat dipungkiriwilayah-wilayah Nusantara sudahmemiliki hubungan dengan daerah luarNusantara terutama India dan data temuan arkeologis,hubungan dagang antara Nusantaradengan Cina baru berlangsung sekitarabad IX-X Masehi. Data tersbut berupatemuan keramik Cina yang berasal daridinasti Tang 618-906 yang tersebar didaerah Jawa, Sumatera, dan Hujung Galuh menjadipelabuhan perniagaan antar diperkirakan di Surabaya,namun menurut Casparis pelabuhanHujung Galuh tidak jauh dari Mojokerto de. Casparis, 1958 20. KalauHujung Galuh sebagai pelabuhan antarpulau maka pelabuhan antar Negaraterdapat di Kambang Putih yaitu di ataudekat Tuban sekarang. Pada masapemerintahan Airlangga untukmemajukan perdagangan denganpenghapusan berbagai jenis pajak. Orang-orang asing yang berdagang berasal dariIndia, Burma, Sailan, Kamboja, kitab Nagarakertagama disebutkanbahwa kekuasaan Majapahit tidak terbatasdi Jawa saja akan tetapi meliputiSumatera, Kalimantan, SemenanjungMelayu, dan pulau-pulau di sebelah TimurJawa. Dengan demikian untuk melindungidan menjaga kesatuan wilayah tersebutdiperlukan suatu armada laut yangtangguh dan dari Negara asing yangdibawa ke Majapahit diantaranya adalahsutera dan keramik dari Cina, kain dariIndia, dan dupa dari Arab. Barang-barangtersebut ditukar dengan rempah-rempahdan hasil pertanian lainnya. Selainkeramik yang diimpor dari Cina, jugakeramik dari Vietnam , Khmer, danThailand berupa piring, mangkuk, cepuk,dan gelas besar. Dalam perdaganganinternasioal telah dipergunakan mata uangCina berupa logam. Hal ini ditunjukandengan penemuan uang logam Cina diTrowulan yang digunakan pada masadinasti Song 960-1279M. Hal inidisebabkan Cina banyak mengimpormerica dari Majapahit. Akibatnya banyakuang logam Cina mengalir ke penting perdagangan dan pelayarankarena pada factor sungai Brantas danBengawan Solo yang telah berperan sejaksebelum munculnya kuno mencapaipuncak kejayaan pada masa kedua sungai tersebutmemegang peranan penting dalammenyebarluaskan komoditi, saranapengangkutan dari pedalaman kepelabuhan dan dijadikan sebagaipendukung bagi pelayaran untuk luarpulau dan Negara asing. Komoditasbarang yang diperdagangkan dalamperniagaan antar pulau dan Negara terdiridari barang kebutuhan sehari-hari,hasilproduksi industry atau kerajinan, danbarang-barang kebutuhan sehari-hari mneliputi bahan makanan, hasil bumi,ternak, dan bahan pakaian. Makananpokok masyarakat Jawa adalah prasasti Taji 901M menyebutkandalam rangka upacara penetapan simauntuk konsumsi diperlukan 57 kadutberas, 6 kerbau, 100 ekor ayam. Olehkarena itu beras merupakan bahanperdagangan yang sangat maju sejakdahulu. Para pedagang Jawa abad X M110VERLEDEN Jurnal Kesejarahan, Vol. 3, Juni 2015 hlm. 104â115 membawa beras dan hasil bumi lainnya keMaluku dan Nusa Tenggara. Dalamprasasti Panggumulan A 902 Mdiketahui adanya pedagang beras. Merekadiminta untuj mengikuti upacarapenetapan sima saat mereka lewat desaPanggumulan menuju pasar beras, komoditi makananyang diperjualbelikan adalah buah-buahan. Berdasarkan relief yang terdapatdi Candi Penataran, buah-buahan yangdiperjualbelikan diantaranya sepertinanas, pisang, papaya, kelapa, dan demikian masih perlu diteliti lebihjauh apakah buah-buahan tersebutdiperdagangkan pada tingkat localataukah juga sudah menjadi kebutuhan hidup sehari-harilaninnya adalah garam. Garam dihasilkandengan mengeringan air laut. Garammerupakan komoditi penting bagimasyarakat pedalaman. Dalam prasastiBiluluk 1366 M disebutkan adanya hakyang diberikan pada masyarakat Bilulukuntuk membuat kebutuhan lainnya berupabinatang ternak, unggas, dan ikan. Ternakyang lazim diperdagangkan adalahkerbau, sapi, kambing, itik, dan ayam. Halini dapat diketahui dalam prasasti-prasastiyang memuat tentang ketentuan pajakyang dikenakan bagi para penjual ternak didaerah yang ditetapkan sebagai simaSlamet Pinardi dan Winston SD Mambo,1993 183-184. selain itu, komoditi yangdiperdagangkan untuk kebutuhan hidupsehari-hari adalah kelapa, kesumbapewarna batik, buah mengkudu, kacang-kacangan, lada, dan tebu Groeneveldt,1960 16.Komoditi kerajinan yangdiperdagangkan meliputi hasil kerajinanperiuk dari tembaga, keranjang dari daunkelapa, paying, barang anyam-anyaman,dan kapur. Selain itu, berdasarkaninformasi dari prasasti-prasasti yang adadapat diketahui barang dagangan yangdipikul berupa kapas, garam, beras, ikan,minyak, besi, barang terbuat dari tembaga,barang dari perunggu, kain, dansebagainya. Selain itu jugadiperdagangkan berupa dupa yangdigunakan sebagai upacara barang-barang tersebut ada jugayang diperjualbelikan yakni berupa tanah,sawah, dan kebun dengan disebutkanukuran tanah dan harga yang tersebutdalam prasasti-prasasti yang komoditi untukperdagangan antar pulau dan luar negeriantara lain beras, merica, garam dihasilkandi daerh pantai Utara Jawa, rempah-rempah, mutiara, kulit penyu, gula tebu,pisang, kayu cendana, emas, perak,kelapa, kapuk, tekstil katun, sutera,belerang, dan juga budak. Beras sebagaikomoditi utama Majapahit dieksport kebagian Timur untuk ditukarkan denganrempah-rempah yang kemudian dieksporlagi ke Cina. Beras juga dibawa keSumbawa untuk ditukar dengan tekstil,dan tektil ini ditukarkan dengan rempah-rempah. Sebagai pelabuhan utamaMajapahit untuk keperluan ekspor danimpor merupakan pelabuhan internasional barangkomoditinya adalah seperti beras yangberasal dari sebagian ebsar wilayahkerajaanMajapahit, memanfaatkanpelabuhan Gresik yang kemudian padaabad XVI diambil alih pelabuhan Jeparaseiring majunya teknologi perkapalan danhutan jati di daerah Jepara. Tempatpenghasil merica dari daerah Majapahitadalah Paciran Slamet Pinardi danWinston SD Mambo, 1993 185.Sedangkan barang-barang yangdiimpor dari Cina antara lain sutera,barang-barang dari besi, uang itu barang impor yang pentinglainnya adalah keramik yang diimporsejak dinasti Song sampai dinasti berita dinasti Ming disebutkan,bahwa orang-orang Majapahit sangatgemar terhadap piring berbunga dari Cina, keramik juga diimpordari Khmer dan Thailand. Selain CIna, diMajapahit juga sudah terdapat pedagangdari Persia yang membawa gelas pertukaran paling klasik dansederhana adalah degan sistem tukarmenukar barang atau barter. Sistem inihanya berlaku bagi masyarakat yangmemiliki kebutuhan terbatas. Sehinggatukar menukar barang tidak terikat olehharga atau uang. Dalam pertumbuhan danperkembangan ekonomi, lama kelamaansistem barter ini terdesak karenameningkatnya kebutuhan. Oleh karena itumunculah sistem uang sebagai alat mulanya uang hanya sebagai alattukar saja ditukarkan dengan mata uanglainnya seperti digunaka untuk kenang-111Sistem Perekonomian Kerajaan MajapahitIkhsan Rosyid Mujahidul Anwari kenangan dan mengobati rasa ingin tahusaja. Namun lama kelamaan jumlah uangyang beredar semakin banyak sehinggaberkembang penggunaannya sebagai alattukar utama sekaligus dasar mata uang kuno padadasarnya terdiri dari 3 macam yaknibernbentuk setengah bulat, berbentukbulat, dan berbentuk kotak dengan bahandasarnya terbuat dari emas, perak,tembaga, dan timah Slamet Pinardi danWinston SD Mambo, 1993 185. Dengandikenalnya sistem uang ini juga dikenalpula dengan menabung. Berdasarkantemuan arkeologis, banyak ditemukancelengan yang digunakan untukmenyimpan uang uang logam dikenal jugasebagai benda tunggal yang dapat berdirisendiri dan bersifat spesifik karena dapatmemberikan informasi mengenai dimensiwaktu, dimensi tempat asal pembuatandan tempat penemuan, dan dimensi bentukyang terdiri dari atribut bentuk, ukuran,gaya, dan teknologi dari mata uang logampada masa itu. Sebenarnya, secarakonstektual informasi waktu yangdiperoleh dari temuan mata uang logambermamfaat bagi pertarikhan datingtermuan serta hubungan antar temuan,situs atau bagian-bagian situs secarakronologi horizontal yang dapatmenjelaskan arah perluasan kota, danpertarikhan lapisan budayanya atas dasarstratigrafi atau vertikal uang tidak terlepas daridari kegiatan perdagangan. Dalam sejarahkepurbakalaan Indonesia, perdaganganyang pertama kali dilakukan oleh manusiaadalah dalam bentuk perdagangan barter merupakan bentukperdagangan tukar menukar perkembangannya, perdaganganberter memiliki kendalam yaitupertukaran barang hanya akan terjadiapabila kedua belah pihak memilikibarang yang sama-sama mereka inginkandan juga kesulitan dalam memberikannilai harga pada suatu di atas,kemudian ditanggulangi oleh manusiadengan cara membuat suatu alat perantaradalam kegiatan tukar menukar, yangkemudian memunculkan apa yang kitasebut dengan uang . Uang diciptakansebagai alat untuk mempermudahterjadinya transaksi jual beli. Sebagaisatuan dalam perdagangan, uang harusmemenuhi syarat-syarat, seperti nilanyatidak berubah, mudah disimpan, tahanlama, dan mempunyai mutu yang syarat-syarat tadi, benda yangdianggap memenuhi syarat sebagai uangadalah logam. Dikarenakan olehkemampuan atau sifat logam yang lebihtahan lama, mutu yang yang sama dannilainya tidak mengalami perubahan darimasa ke logam yang ideal untukuang adalah emas dan perak. Jenis logamini sudah dipakai sebagai bahan untukpembuatan uang oleh banyak negara,diantaranya Cina. Cina sebagai negarayang memiliki sumber daya alam yangcukup banyak, tidak saja memanfaatkanjenis emas dan perak sebagai bahan untukpembuatan uang, namun jugamenggunakan perunggu, tembaga, setiap penelitian di situsTrowulan, para peneliti sering kalimenemukan mata uang Cina atau seringdisebut dengan kepeng. Inventaris dariMuseum Trowulan memberikan datasebanyak keping. Terdiri dari utuh, 185 pecahan. Mata uanglogam Cina atau kepeng banyak sekaliditemukan di situs arkeologi, tepatnya disitus Trowulan yang pada ahli mendugasebagai bekas Ibu Kota KerajaanMajapahit. Trowulan terletak 59 km disebelah barat daya Surabaya, Jawa geografis, Trowulan terletak padakawasan strategsi, yaitu sebelah Utaraberbatasan dengan Kali Brantas, sebelahBarat berbatasan dengan Kali Gunting,sebelah Selatan berbatasan dengangunung Anjasmoro, gunung Welirang danGunung Arjuna, dan di sebelah Timurberbatasan dengan Kali mata uang logam Cina disitus Trowulan adalah hal yang sangatpenting dan dapat dijadikan sebagaiindikator yang tepat mengenai keadaanperekonomian kerajaan Majapahit padamasa lalu. Mata uang logam juga dapat dianggap sebagai artefak bertanggal mutlakkarena memuat nama raja atau penguasadan angka tahun terbitnya .Trowulan yang diindikasikansebagai bekas Ibu Kota KerajaanMajapahit sudah banyak diteliti oleh ahli-112VERLEDEN Jurnal Kesejarahan, Vol. 3, Juni 2015 hlm. 104â115 ahli arkeologi. Penelitian pertama,dilakukan oleh Wardenaar, kemudiandilanjutkan dengan Kern, Poerbatjaraka,dan Maclaine Pont. Dalam penelitan yangdilakukan telah banyak hal yang bisaditemukan, diantaranya waduk dan kanalMapajahit oleh Karina Arifin 1983,sumur Trowulan oleh Gunawan 1985,pipisan dari situs Trowulan oleh YusmainiE. Joesman 1985, dan keramik dari situsKubur Panggung oleh Widiati 1986.Sampai saat ini, penelitian tentangkekayaan tinggalan arkeologi di Trowulanmasih dilanjutkan. Bahkan banyak pula,mahasiswa-mahasiswa arkeologi yangmelakukan penelitian atau ekskavasi disitus Trowullan. Sehingga, denganintensifnya penelitian di situs Trowulandapat di hasilkan sebuah gambaranmengenai kejayaan Majapahit pada mempermudah penyebutandari bagian-bagian mata uang dalampengukurannya. Mata uang logamberdasarkan hiasannya dapat dibedakanatas 2 bidang, yaitu bidang muka mien,dan bagian belakang pei. Bagian yag lainadalah lubang hao dan tepiandisekeliling mata uang logam . Bidangmuka biasanya dihiasi dengan lukisanpenting, legenda atau tulisan-tulisan,sehingga bidang ini tampak lebihmenyolok dan mudah di lihat. Padabagian muka ini, juga terdapat keterangantermasuk lukisan orang penting, senjata,tropi, cabang-cabang pohon danpengambaran legenda atau inskripsi .Sedangkan pada bagian belakang,biasanya dicantumkan nama tempat cetak,nilai nominal atau uang Cina adalah temuanyang sangat banyak ditemukan saatpenggalian arekologi di situs bahwa, pada masa Majapahit telahada alat ukur dalam masuknya uang Cina keIndonesia, kerajaan Majapahit telahmengenal uang dalam satuan berat yaitu susuwarna; ma masa; dank u kupang.Hanya kita tidak mengetahui pasti berapaberat satu sawarna itu. Jenis mata di atasterbuat dari emas, perak, dan besi. Disamping itu, ada pula mata uang lainnyayaitu atau , namun sama-pisis dharanasama tidak memiliki nilai yang berita Cina dinasti Sungdisebutkan pula bahwa orang Jawa,menggunakan potongan-potongan emasdan perak sebagai mata uang .Dalam sebuah perdagangan,mekanisme harga menjadi hal yang sangatpenting. Ini terlihat pada masa Majapahit,raja ikut campur dalam perekonomianterutama masalah pajak produksi danperdagangan, denda, dan mengaturjalannya masa kerajaan Majapahit, matauang Cina atau kepeng adalah satuan matauang yang paling banyak digunakan didalam transaksi perdagangan. Sepertiyang telah dijelaskan sebelumnya, bahwadata-data dari penelilitan arkeologi baikitu survey maupun ekskavasi di situsTrowulan dan juga bertita Cina Ying-Yai-Sheng-lun tahun 1462 M menyebutkanbahwa penduduk Majapahit memakaimata uang kepeng sebagai alatpembayaran .Praktek jual beli yang komplek akanmembutuhkan lembaga yang disebutsebagai pasar. Terutama setelahpenggunaan uang yang sangat pasar tidak terlepas darikebutuhan ekonomi masyarakat asal terbentukanya pasardibedakan menjadi dua yakni pasar yangterbentuk secara alami dan pasar yangsengaja dibangun. Pasar yang timbulsecara alami biasanya terletak di tempat-tempat yang strategis untuk lalu lintasperdagangan. Factor kepadatan pendudukmenentukan munculnya aktivitas perdagangan antarpulau dan luar negeri lainnya, peranSungai Brantar dan Bengawan Solo sangatpenting. Tempat-tempat tertentu disepanjang kedua aliran sungai tersebutberperan untuk pelabuhan bongkar muatbarang. Perdagangan Majapahitberkembang pesat semenjak berkuasanyadinasti Song yang memiliki politikterbuka bagi perdagangan terdapat catatan ada tigadaerah disepanjang sungai Brantas yangmenjadi pelabuhan perdagangan yakniTrung, Canggu, dan Bubat. Trung danCanggu merupakan pelabuhanpenumpang, sementara Bubat digunakanuntuk pelabuhan barang. Sedangkanpelabuhan pantai yang penting bagiMajapahit adalah pelabuhan Tuban danGresik, selain kedua pelabuhan jugaterdapat pelabuhan Jaratan, Sedayu, Perekonomian Kerajaan MajapahitIkhsan Rosyid Mujahidul Anwari Industri Masa MajapahitSelain dari sektor pertanian,industry juga merupakan aspek pentinglain dalam menggerakan ekonomimasyarakat setempat. berbagaikebutuhan baik untuk konsumsikeseharian maupun kebutuhan untukupacara dihasilkan dari produksimasyarakat setempat. di sampingmasyarakat penggarap sawah tanah, jugaterdapat golongan masyarakat penggarapindustry. Pengertian industry dalamkonteks ini dimaknai sebagai usaha untukmembuat atau menghasilkan berbagai sumber yangmuncul sejaman sering dijumpai sebutanberbagai jenis kelompok kerja kerajinandan ketrampilan. Kelompok ini sangatdibutuhkan dalam menunjang kebutuhankehidupan masyarakatSubroto danSlamet Pinardi, 1993 207. Para pengrajinatau penggarap industry bekerja untukmemenuhi kebutuhan raja dan rakyatkebanyakan. Oleh karena itu merekatinggal di dalam atau pusat kekuasaan jugadi luar keraton. Berbagai kebutuhanpernak pernik raja dan bangsawandihasilkan dari kerajinan seperti batik,penjahit, pande logam, senjata, dan hasil industry lainnyaadalah penghasil kapur ,manghapupembuat payung bulat magawai payunwlu makajang, penghasil kajang ,penghasil keranjang dari daun palemmagawai kisi , menghasilkan anyam-anyaman , penghasilmanganamanamperiuk tembaga , penghasilamndyunperekat atau lem , penghasilmanlakhajerat burung , dan lain-makala manuklain. Selai itu juga disebutkan dalamprasasti , beberapa jenisMedhawapurapekerjaan kerajinan yaitu abhasanasebagai penghasil pakaian, acarakimenghasilkan jamu, menghasilkantundanperahu menghasilkan minyak, lurunganjarak, menghasilkan minyak kelapa,kletikacadar amaranggimenghasilkan cadar,menghasilkan pewarna pakaian, dambeberapa barang hasil dari pandeSubroto dan Slamet Pinardi, 1993 212.Khusus untuk industry logam yangdilakukan oleh pande besi telahmenggunakan sistem pembagian pande dilakukan minimal olehdua orang yakni satu orang sebagaipengubub dan satu orang pande. Alat-alatyang dipergunakan berupa ububan, supit,palu, paron tatah kikir Sapit, dan atau .digunakan untuk mencapit alat-alat yangakan ditempa, baik dalam perapianmaupun saat sedang ditempa. Paludigunakan untuk memukul bahan tempaanagar dapat terbentuk sesuai keinginantukang pande. adalah landasanParontempat benda tempaan. Selain kerajinanbesi yang umum dilakukan adalah adanyaindustry gerabah atau tembikar. Tahapanyang dilakukan dalam pembuatantembikar adalah penyiapan bahan, prosespembuatan, proses pembentukan,penggarapan permukaan, penghalusan,pemberian hiasan, pengeringan, danpembakaranSubroto dan Slamet Pinardi,1993 214. Bahan yang digunakan berasaldari tanah liat. Keberadaan keduakerajinan tersebut sangat penting bagikelangsungan hidup suatu kerajaanterlebih lagi sektor industry memberikansumbangan pemasukan keuangankerajaan dari pajak-pajak hasil industryyang mengembangkan kehidupanperekonomian Majapahit sangattergantung oleh komoditi yang dihasilkandan keikutsertaan dalam aktifitaspelayaran dan perniagaan. Kedua aspektersebut menjadi penopang utamakejayaan Majapahit dalam bidangekonomi selain stabilitas politik tentu agraris masyarakat Majapahitdidukung oleh sumber daya alam yaknitanah yang subur, sistem pengairan,keterlibatan penguasa dalam usahamengembangkan sistem pertanian, sertaadanya hubungan kehidupan pertanianterkait dengan kehidupan keyakinan dankepercayan masyarakat. Selain itu aspekteknologi yang digunakan juga sebagaifaktor penting pengembangan sistempertanian ini. Bukti-bukti arkeologismengungkapkan penggunaan teknologipertanian yang sudah geografis, KerajaanMajapahit berada di jalur strategispelayaran dan perniagaan yang strategis inilah menjadikanMajapahit meskipun basis ekonominyamerupakan agraris akan tetapi dapatmemanfaatkan peluang untuk menguasaikemaritiman. Faktor penting tampilnyaMajapahit dalam perdagangan antar pulaudan internasional dipengaruhi olehkondisi bahwa Majapahit sebagai114VERLEDEN Jurnal Kesejarahan, Vol. 3, Juni 2015 hlm. 104â115 115penghasil beras dan hasil bumi lain yangdengan mudah dipasarkan dan diedarkansejalan dengan jalur pelayaran danperniagaan. Para pedagang Majapahittidka hanya memperjualbelikan komoditiberas saja akan tetapi juga berbagaikomoditi yang laku dalam perniagaanterutama rempah-rempah dari duniaTimur. Hubungan antara Majapahit danCina menjadi penanda penting bagikeberhasilan perdagangan internasionalMajapahit. Serta keterlibatan penguasadalam mengatur masalah pengelolaanperdagangan, pertanian dan aktifitasekonomi PustakaAlpert. Paul, tt. Economic DevelopmentObjectives and Methods, New York,The Free Nasruddin dan DriArbaningsih, 2008. Negara MaritimNusantara Jejak Sejarah yangTerhapus, Yogyakarta, Prajudi, 1983, SejarahEkonomi Indonesia dari SegiSosiologis Sampai Akhir Abad XIX,Jakarta, Pradnya 1981. âUlah para PemungutPajak di Dalam Masyarakat JawaKunaâ, dalam Majalah Arkeologi,Tahun IV no 1958, PidatoAirlanggaPenerimaan Guru Besar PTPGMalang, Surabaya Hasan, 2009, Masa AkhirMajapahit Girindrawardhana danMasalahnya, Jakarta 1960, Historical notes onIndonesia and Malaya Compiledfrom Chinese Sources, Jakarta Sartono dkk ed, 1993. 700Tahun Majapahit 1293-1993Suatu Bunga Rampai, Surabaya,Dinas Pariwisata Daerah , 1987. Pengantar EkonomiPertanian, Jakarta, Slamet, 1983, PemugaranPersada Sejarah LeluhurMajapahit, Jakarta Inti 1976, Story of Majapahit,Singapore Singapore Irawan Djoko,2001, MajapahitPeradaban Maritim KetikaNusantara Menjadi PengendaliPelabuhan Dunia, Jakarta, SuluhNuswantara Adrian, 2012. OrangâOrangTionghoa & Islam di Majapahit,Yogyakarta, TH. 1960, Java in The 14thCentury, The Hague Marwati Djoened danSartono Kartodirdjo, 2008. SejarahNasional Indonesia jilid II ZamanKuno,Jakarta,Balai Anthony, 2011. Asia Tenggaradalam Kurun Niaga 1450-1680jilid 2 Jaringan PerdaganganGlobal, Jakarta, 1993. âSektor Pertanian sebagaiPenyangga KehidupanPerekonomian Majapahitâ, dalamSartono Kartodirdjo dkk ed, 700Tahun Majapahit 1293-1993Suatu Bunga Rampai, Surabaya,Dinas Pariwisata Daerah dan Slamet Pinardi, 1993. âSektorIndustri pada Masa Majapahitâ,dalam Sartono Kartodirdjo dkked, 700 Tahun Majapahit 1293-1993 Suatu Bunga Rampai,Surabaya, Dinas Pariwisata DaerahJawa Daud Aris, 1993. âPertanianMajapahit sebagai Puncak EvolusiBudayaâ, dalam SartonoKartodirdjo dkk ed, 700 TahunMajapahit 1293-1993 SuatuBunga Rampai, Surabaya, DinasPariwisata Daerah Jawa Perekonomian Kerajaan MajapahitIkhsan Rosyid Mujahidul Anwari ... Land taxes and indirect taxes on merchandise had been comprehended by the society Al-Mustashfa, 2017. Agricultural taxes and plantation taxes kebwan kbuan were levied by the kingdom on the farmers because these taxes turn into a considerable income Rosyid and Anwari, 2008. Production taxes and trade taxes, a significant source of income, were regulated by the King, such as the tax levied on spice commodities for those traversed through Java Abimanyu, 2014. ...... Production taxes and trade taxes, a significant source of income, were regulated by the King, such as the tax levied on spice commodities for those traversed through Java Abimanyu, 2014. Meanwhile, the industrial sector also provides the kingdom's financial revenue from the determined industrial production taxes Rosyid and Anwari, 2008. The king's policies were implemented to make sure the tax accountability during Majapahit kingdom Anto and Nuraini, 2020 Majapahit was also implement various taxes to support its purpose to expand their territory as well as unite the communities across archipelago Rosyinadia, 2014. ...Geby Febiola LengguAri Budi KristantoThis study aims to analyze the application of taxes in several civilizations in Nusantara by using fiscal sociology perspective. This study analyzes the background of tax collection and the use of the funds, by identifying the existence of Modernization, Elite, and Militaristic backgrounds as the elements of fiscal sociology view. The literatures of taxation history were analyzed to examine the research purpose. The research comprises the identification of the traditional, colonial, independence, as well as the modern period. The result shows that the tax collection in Nusantara differ time by time, in term of the fiscal sociology perspective. Tax collection with the Elite background occurred in the traditional period, namely during the Majapahit, Ancient Mataram, and Ancient Bali kingdoms. As for the Dutch, British and Japanese colonialism, there was a change in which taxes were collected based on the Elite and Militaristic reason. Furthermore, from the Indonesian independence until now, taxation is levied against the background of Modernization Dimension.... Land taxes and indirect taxes on merchandise had been comprehended by the society Al-Mustashfa, 2017. Agricultural taxes and plantation taxes kebwan kbuan were levied by the kingdom on the farmers because these taxes turn into a considerable income Rosyid and Anwari, 2008. Production taxes and trade taxes, a significant source of income, were regulated by the King, such as the tax levied on spice commodities for those traversed through Java Abimanyu, 2014. ...... Production taxes and trade taxes, a significant source of income, were regulated by the King, such as the tax levied on spice commodities for those traversed through Java Abimanyu, 2014. Meanwhile, the industrial sector also provides the kingdom's financial revenue from the determined industrial production taxes Rosyid and Anwari, 2008. The king's policies were implemented to make sure the tax accountability during Majapahit kingdom Anto and Nuraini, 2020 Majapahit was also implement various taxes to support its purpose to expand their territory as well as unite the communities across archipelago Rosyinadia, 2014. ...Geby Febiola LengguAri Budi KristantoThis study aims to analyze the application of taxes in several civilizations in Nusantara by using fiscal sociology perspective. This study analyzes the background of tax collection and the use of the funds, by identifying the existence of Modernization, Elite, and Militaristic backgrounds as the elements of fiscal sociology view. The literatures of taxation history were analyzed to examine the research purpose. The research comprises the identification of the traditional, colonial, independence, as well as the modern period. The result shows that the tax collection in Nusantara differ time by time, in term of the fiscal sociology perspective. Tax collection with the Elite background occurred in the traditional period, namely during the Majapahit, Ancient Mataram, and Ancient Bali kingdoms. As for the Dutch, British and Japanese colonialism, there was a change in which taxes were collected based on the Elite and Militaristic reason. Furthermore, from the Indonesian independence until now, taxation is levied against the background of Modernization Dimension.... The North coast of Java, such as Surabaya, Gresik, Tuban, Jepara, and others, had developed into a vibrant and prosperous city Anwari, 2015. Demak in the same period, especially when Raden Patah started living there, was an area that was not fertile, swampy, and often flooded Anita, 2016. ...Abdul Wahid HasyimThis article focused on the Demak Sultanate as a stronghold of Islamic greatness in Java island in the Middle Ages. The research used a qualitative method with historical approaches and policy theories. Data collection techniques were done through heuristic stages, internal and external criticism, interpretation, and historiography. The research aimed to answer questions about the historical establishment of the Demak Sultanate and its policies until it became a powerful country and a stronghold of Islamic greatness. This research unveiled important findings. First, Islam, which existed in 1082 on the efforts and struggle of Wali Songo, continued to develop until the Muslim community was formed. Second, the Demak Sultanate, which lasted for almost half a century, was ruled by three sultans; and with their policies, it became a stronghold of Islamic greatness in Java. Third, the Demak Sultanate grew to be an Islamic power center beside Pasai, Malacca, Aceh, Ternate and Tidore. The Demak Sultanate could fend off Portuguese influence which built alliances and conspiracies with the Pajajaran Kingdom in Ujung Barat and Panarukan in the Eastern Edge of Java Island, and Banjarmasin in South Kalimantan, giving rise to the expression of "Because of Demak, Christianity failed to dominate in Java and some areas outside Java,â and Islam became stronger in Java that being âJavanese was the same as being Muslim.â... Faktor penting perdagangan dan pelayaran karena adanya sungai Brantas dan Bengawan Solo. Keberadaan kedua sungai tersebut memegang peranan penting dalam menyebarluaskan komoditas, sarana pengangkutan dari pedalaman ke pelabuhan dan dijadikan sebagai pendukung bagi perdagangan antarpulau/ antarwilayah Anwari 2015. ... Sri Hery Susilowatip>As the main staple food, rice is a strategic commodity. Rice production is seasonal and varies among regions. On the other hand, demand for rice is relatively continuous over time throughout the country. Given the characteristics of Indonesia as an archipelagic country dominated by marine areas, inter-island rice trade is a way of bridging the distribution of rice production supply from surplus areas to those deficit one. The study aims to analyze the inter-island rice trade in South Sulawesi including dynamics of inter-island rice trade in the last two decades, distribution of rice trade, and profit margin of each trade actor. Secondary data were collected from various related agencies in Jakarta and South Sulawesi. Primary data were obtained through a survey with farmers and traders as respondents and through group discussions with key informants in 3 regencies/municipality in South Sulawesi Province. Analysis results show that dynamics of inter-island rice traded from South Sulawesi relatively unstable with an increasing trend. Peak shipments occurred in October and the largest share of rice shipments came from Pare-Pare Municipality Jakarta is the main destination for rice delivery with the largest number of shipments 33%, followed by Belawan and Ambon. Considering the characteristics of rice production, consumption and market integration, and importance of rice as an economic and political commodity, inter-rice trade policy can be used as an instrument for stabilizing rice prices. It is necessary to manage spatial and continuous network of marketing activities at national level, procurement, distribution and storage, according to the rice market size in each region. Abstrak Sebagai bahan pangan pokok utama, beras merupakan komoditas strategis. Produksi beras dipengaruhi oleh musim dan terdapat kesenjangan antarwilayah, sebaliknya permintaan beras menyebar sepanjang waktu di seluruh wilayah Indonesia. Dengan karakteristik Indonesia sebagai negara kepulauan yang didominasi oleh wilayah perairan, perdagangan antarpulau beras merupakan cara yang ditempuh dalam menjembatani distribusi pasokan produksi beras dari wilayah surplus dengan permintaan dari wilayah defisit. Tujuan kajian adalah untuk menganalisis keragaan perdagangan antarpulau beras di Provinsi Sulawesi Selatan, meliputi dinamika perdagangan antarpulau beras dalam dua dekade terakhir, distribusi perdagangan beras serta marjin yang diperoleh masing-masing pelaku perdagangan beras di Sulawesi Selatan. Data dan informasi yang dikumpulkan meliputi data sekunder dan data primer. Data sekunder dikumpulkan dari berbagai instansi terkait di Jakarta dan Sulawesi Selatan. Data primer diperoleh melalui pendekatan survei kepada petani dan pedagang dan melalui diskusi kelompok dengan informan kunci di tiga kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan. Hasil analisis menunjukkan dinamika volume beras yang diantarpulaukan dari Provinsi Sulawesi Selatan relatif berfluktiatif namun menunjukkan kecenderungan meningkat. Puncak pengiriman beras antarpulau terjadi pada bulan Oktober dan pangsa pengiriman beras terbesar berasal dari Kabupaten Pare-Pare 60,5%. Jakarta merupakan kota tujuan pengiriman beras utama dengan jumlah pengiriman terbesar, diikuti Belawan dan Ambon. Dengan pertimbangan karakteristik produksi, konsumsi beras, dan pasar beras yang terintegrasi, serta pentingnya beras sebagai komoditas ekonomi dan politik, maka kebijakan perdagangan antarpulau beras dapat digunakan sebagai salah satu instrumen untuk stabilisasi harga beras. Untuk itu diperlukan kebijakan Pemerintah yang mengelola jaringan kegiatan pemasaran antartempat dan antarwaktu pengadaan, penyaluran dan penyimpanan secara nasional yang disesuaikan dengan besar kecilnya pasar beras di masing-masing wilayah/daerah. kehidupan ekonomi kerajaan sumbawa